Media Berkemajuan

22 November 2024, 10:07

PLN Kembangkan Hidrogen Hijau, Indonesia Bakal Jadi Produsen Top 10 Dunia

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
PLN Kembangkan Hidrogen Hijau, Indonesia Bakal Jadi Produsen Top 10 Dunia. [Foto: katadata.co.id]

Jakarta, mu4.co.id – PT PLN (Persero) menuai prestasi membanggakan melalui pengembangan pabrik hidrogen hijau atau yang dikenal sebagai Green Hydrogen Plant (GHP). Pabrik hidrogen hijau itu akan memberikan keuntungan besar bagi Indonesia. 

Ide brilian ini berhasil menghasilkan 199 ton hidrogen hijau per tahun, yang memungkinkan Indonesia menjadi salah satu dari 10 besar negara produsen hidrogen hijau terbesar di dunia.

Keberhasilan yang diraih ini bukan hanya menjadi pencapaian bagi perusahaan, tetapi juga selaras dengan visi pemerintah untuk mencapai Indonesia bebas karbon atau Net Zero Emission (NZE) pada 2060 mendatang.

Baca juga: PLN Hadirkan PLTS di Batam, Ramah Lingkungan

Lalu, bagaimana hidrogen hijau itu terbentuk? Untuk membentuknya diperlukan teknologi dalam produksi energi hidrogen yang melibatkan pemisahan hidrogen dari oksigen dalam air.

Hidrogen hijau, sebagai sumber energi terbarukan, memiliki keunggulan karena tidak menghasilkan emisi karbon dioksida (CO2) yang dapat merugikan atmosfer. 

Proses produksi hidrogen hijau itu melibatkan elektrolisis dari sumber terbarukan, di mana molekul air (H20) diuraikan menjadi oksigen (O2) dan hidrogen (H2). Meski hidrogen hijau menawarkan potensi sebagai sumber energi ramah lingkungan, namun tantangan utamanya yakni biaya produksi yang tinggi.

Meski begitu, prospek masa depan energi hidrogen tetap menarik untuk dipertimbangkan. Hidrogen, sebagai unsur kimia paling banyak di alam, memiliki permintaan global yang terus meningkat sejak tahun 1975, mencapai 70 juta ton per tahun pada 2018, menurut catatan IEA.

Tak hanya itu, hidrogen juga diakui sebagai sumber energi bersih yang tidak menghasilkan polusi udara dan tidak meninggalkan residu.

Hidrogen juga telah menjadi bahan bakar untuk kendaraan, pesawat, dan kapal udara sejak abad ke-19. Seiring dengan dekarbonisasi perekonomian global, peran hidrogen dalam menyokong energi bersih menjadi semakin penting.

Hidrogen memiliki jenis yang beragam, tergantung pada proses produksi dan sumbernya, menghasilkan dan dampaknya. Seperti hidrogen hijau yang dianggap sebagai yang paling bersih karena bahan dasarnya dapat diperbarui dan tidak menyebabkan emisi.

Selain itu, jika biaya produksinya dapat turun 50% pada 2030, seperti yang diperkirakan oleh Dewan Hidrogen Dunia, hidrogen hijau dapat menjadi salah satu bahan bakar utama masa depan.

IEA menyatakan bahwa hidrogen dapat berperan penting pada masa depan energi bersih. Potensinya melibatkan penggunaan hidrogen hijau dalam sektor generator listrik dan air minum, penyimpanan energi, serta transportasi dan mobilitas.

Baca juga: RI Bakal Punya Pembangkit Nuklir, Beroperasi Pada 2030

Misalnya, produksi hidrogen dapat diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pesawat luar angkasa, sementara tangki hidrogen terkompresi dapat menyimpan energi dalam jangka waktu lama. Selain itu, hidrogen hijau dapat digunakan dalam sektor transportasi berat, penerbangan, dan transportasi laut, yang sulit didekarbonisasi dengan mudah.

Beberapa proyek yang sedang berjalan di bidang ini, seperti Hycarus dan Cryoplane yang didukung oleh Uni Eropa (UE), bertujuan untuk mengintegrasikan hidrogen hijau dalam transportasi udara komersil.

Sementara itu, India juga telah berkomitmen untuk mengembangkan kendaraan berbasis hidrogen hijau melalui kebijakan misi hidrogen hijau nasional.

Dalam konteks Indonesia, pengembangan PLN dengan diversifikasi produksi mencakup pemanfaatan 75 ton hidrogen hijau per tahun untuk kebutuhan operasional pembangkit, sementara 124 ton dapat digunakan untuk berbagai keperluan, termasuk kendaraan.

Total produksi hidrogen hijau oleh PLN mencapai 199 ton per tahun, menunjukkan kontribusi yang signifikan terhadap upaya mencapai Indonesia bebas karbon.

Produksi hidrogen hijau PLN mencapai sepertiga atau 33% dari total produksi Australia yang diperkirakan akan menjadi pemimpin hidrogen hijau pada 2030 nanti. Data tersebut menunjukkan Australia memproduksi GHP sebesar 600 ton hidrogen hijau per tahun.

Selain itu, produksi pengembangan 21 GHP PLN telah menempatkan Indonesia berada di posisi ke-8 dunia, jika menggunakan landasan data tersebut. Tentunya, inisiatif pengembangan hidrogen hijau PLN hingga saat ini dapat membawa Indonesia menjadi top 10 negara dengan produksi hidrogen hijau terbesar dunia.

Baca juga: PLTS Terbesar di Asia Tenggara, Bulan Depan Resmi Beroperasi

Sebagai kesimpulan, pengembangan pabrik hidrogen hijau oleh PT PLN (Persero) merupakan langkah penting menuju ketahanan energi dan keberlanjutan lingkungan. Keberhasilan Indonesia sebagai salah satu produsen terbesar hidrogen hijau di dunia tidak hanya menggambarkan prestasi perusahaan, tetapi juga mendukung visi pemerintah untuk mencapai Indonesia bebas karbon pada 2060.

Meskipun tantangan biaya produksi masih ada, prospek masa depan hidrogen hijau sebagai sumber energi bersih yang ramah lingkungan sangat menjanjikan. Dengan terus mengembangkan teknologi dan meningkatkan efisiensi produksi, hidrogen hijau dapat menjadi pilar utama dalam transformasi menuju energi bersih global.

Sumber: CNBC Indonesia

[post-views]
Selaras