Media Berkemajuan

8 September 2024, 08:48

Pertamina Ungkap Kronologi Antrean Panjang BBM di Kota Balikpapan, Ini Sebabnya!

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Antrean isi BBM panjang di beberapa SPBU kota Balikpapan, Kalimantan Timur [Foto: korankaltim.com]

Balikpapan, mu4.co.id – Pada bulan September 2023 lalu, telah terjadi antrean isi BBM yang panjang di beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) kota Balikpapan, Kalimantan Timur.

Berdasarkan Kanal YouTube Tribun Kaltim Official yang berjudul “Kemana BBM Menguap?” Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan membeberkan kronologinya, Kamis (21/12/2023).

Area Manager Communication Relation CSR Patra Niaga Regional Kalimantan, Arya Yusa mengatakan, “Akhir tahun 2022, terbantu dengan adanya penyesuaian harga Pertalite, dari Rp 7.600 ke Rp 10.000. Pertalite dengan Pertamax waktu itu disparitasnya sedikit. Akhirnya, seluruh konsumen kebanyakan lari ke Pertamax, termasuk yang pengetap.”

Baca juga: Kendaraan Mati Pajak Tak Bisa Isi BBM Subsidi Lagi, Simak Penjelasannya!

Fenomena itu pun berlanjut hingga di pertengahan tahun 2023. Dan pada Juli hingga Agustus 2023 harga Pertamax mulai meningkat menjadi Rp 14.000 per liternya, yang menimbulkan perbedaan cukup jauh dan membuat sejumlah masyarakat memilih beralih ke Pertalite, termasuk juga para pengetap. Oleh karena itu antrean pun mulai terlihat di bulan Agustus 2023 meski belum terlalu signifikan.

Selain itu, masalah tersebut juga dipengaruhi dengan adanya kekhawatiran terkait isu penghapusan Pertalite, sampai kuota BBM yang nyaris habis, ditambah pertumbuhan jumlah penduduk dan kendaraan yang lebih banyak, yang tidak sebanding dengan jumlah SPBU yang tidak bertambah, sehingga menyebabkan antrean BBM semakin panjang di beberapa SPBU kota Balikpapan pada bulan September 2023 lalu.

Hal tersebut juga terlihat pada peningkatan pengeluaran BBM Pertalite yang awalnya dari 250 ribu liter per hari di tahun 2022, dan kini menjadi 350 ribu liter per harinya.

BBM pertalite sendiri merupakan barang dengan subsidi dan kompensasi, yang memiliki kuota dan telah ditentukan oleh Pertamina dan pemerintah daerah sejak awal tahun. Namun, beberapa permasalahan diatas masih tidak dapat diprediksi.

Arya menyebut, dengan begitu baik tindak pidana, pembuatan regulasi, hingga wewenang di luar SPBU bukan otoritas Pertamina. “Mau tidak mau, ada diskusi dengan semua instansi. Karena kalau dilihat dari suplai BBM, sepertinya Pertamina akan sulit mencari jalan keluar karena otoritasnya yang hanya sebagai perusahaan,” jelasnya.

Sumber: otomotifnet.com

[post-views]
Selaras