Media Berkemajuan

22 November 2024, 00:14

Perlindungan PDN Hanya Menggunakan Windows Defender, Tuai Kritik Para Ahli!

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Perlindungan PDN Hanya Menggunakan Windows Defender [Foto: midor.co]

Jakarta, mu4.co.id – Penggunaan antivirus gratis produk dari Microsoft, Windows Defender yang dipakai untuk melindungi proyek negara sekelas Pusat Data Nasional (PDN) yang bernilai sebesar 700 milyar rupiah menuai kritik dari para ahli.

Diketahui sebelumnya PDNS tumbang akibat serangan hacker lewat ransomware dan meminta tebusan US$8 juta. Sebagai informasi, berdasarkan audit forensik Badan Siber Sandi Negara (BSSN), serangan ransomware bermula dari upaya hacker menonaktifkan platform keamanan Windows Defender pada 17 Juni, dan 3 hari berselang, sistem PDNS pun lumpuh.

Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC, Pratama Persadha pun mengkritik penggunaan Windows Defender sebagai pelindung PDNS tersebut. “Meskipun Windows Defender masih bisa dipergunakan untuk keperluan rumahan atau untuk industri kecil, tidak seharusnya sebuah data center dengan nilai anggaran sebesar 700 milyar rupiah masih menggunakan perangkat bawaan operating system,” tutur Pratama, jumat (28/06/2024).

Baca juga: Di Tengah Permasalahan PDN, Pemuda Paham IT Diimbau Bantu Pemerintah

Hal serupa juga disampaikan oleh pakar antivirus dari Vaksincom, Alfons Tanujaya. Dirinya mengatakan tidak seharusnya sekelas PDNS hanya dibekali Windows Defender. “Karena performa Windows Defender itu kan basic, dan masa sekelas PDN enggak mampu pakai antivirus selain Windows Defender. Dan tidak ada proteksi tambahan lain seperti Firewall atau Cisco Pix gitu,” ujarnya.

Pakar telematika, Roy Suryo juga menyoroti hal tersebut. Ia menilai penggunaan Windows Defender ini terlalu sepele jika digunakan untuk server yang bersifat negara dan sekelas pemerintah. “Windows Defender itu sangat terlalu sepele kalau digunakan untuk server bersifat negara seperti sekarang ini. Harusnya menggunakan standar TIER standar suatu sistem,” tuturnya.

Menurutnya, lemahnya sistem keamanan di Indonesia dikarenakan 2 faktor yakni teknis dan non-teknis. Untuk faktor teknik, Roy menilai Indonesia tidak update terhadap teknologi. “Kita kurang update terhadap teknologi, sistem pengamanan, sistem proteksi seperti yang katanya kita hanya pake Windows Defender. Seperti yang saya katakan, kita harusnya sudah pakai ISO 27001,” ungkapnya.

Sementara itu, Direktur Delivery & Operation Telkomsigma yang merupakan pengelolan PDNS 2, I Wayan Sukerta menyebutkan tidak semua komputer di server PDNS 2 memakai Windows. Dirinya mengatakan pemakaian Windows cuma untuk proses pencadangan (backup) sistem yang memang cuma bisa pakai Windows.

“Cloud platform yang ada umum dipakai itu enggak menggunakan Windows. Di antara host yang digunakan itu, yang bisa diakuisisi untuk proses itu, adalah backup sistemnya. Kebetulan menggunakan sistem yang running di atas Windows,” jelasnya.
(cnnindonesia.com, readnews.id)

[post-views]
Selaras