Bangkok, mu4.co.id – Perang antara Thailand dan Kamboja kembali pecah, setelah Thailand kembali melancarkan serangan udara terhadap Kamboja pada Senin (8/12). Serangan tersebut akibat kedua negara saling tuduh melanggar kesepakatan gencatan senjata.
Juru bicara Angkatan Darat Thailand, Mayor Jenderal Winthai Suvaree, mengatakan bentrokan baru ini terjadi setelah sehari sebelumnya ada baku tembak singkat yang mengakibatkan dua prajurit Thailand terluka.
Ia menyatakan Thailand mulai menggunakan pesawat sebagai upaya menghentikan serangan Kamboja. Angkatan Udara Kerajaan Thailand menegaskan bahwa serangan udara tersebut diarahkan hanya pada instalasi militer Kamboja.
Baca juga: Usai Damaikan Hamas-Israel, Trump Jadi Juru Damai Thailand-Kamboja. Ini Tujuannya!
“Semua misi dilaksanakan dengan hati-hati, menargetkan infrastruktur militer, gudang senjata, pusat komando, dan jalur logistik yang dinilai sebagai ancaman langsung,” demikian pernyataan otoritas militer udara Thailand, dilansir dari metrotvnews, Rabu (10/12).
Juru bicara Kementerian Pertahanan Kamboja, Maly Socheata menuduh Thailand menembakkan serangan tank ke arah kuil Tamone Thom dan wilayah lain di dekat kuil Preah Vihear. Thailand juga dituduh menyerang unit Kamboja di provinsi perbatasan Preah Vihear dan Oddar Meanchey pada Senin pagi, serta menegaskan bahwa Phnom Penh tidak melakukan serangan balasan. Sebanyak tiga warga sipil terluka akibat serangan terssebut.
Militer Thailand menuduh pasokan Kamboja menembakkan roket BM-21 ke provinsi Buri Ram, meski tidak ada korban dilaporkan. Angkatan Darat Wilayah Kedua menuturkan bahwa lebih dari 35.000 warga Thailand di evakuasi dari perbatasan. Sehingga, Warga sipil di 4 distrik perbatasan dievakuasi dengan jumlah lebih dari 385.000 orang.
Baca juga: Thailand – Kamboja Sepakat Gencatan Senjata. Apa Syaratnya?
Konflik perbatasan tersebut sebelumnya pecah menjadi perang lima hari pada Juli lalu, setelah itu ditengahi oleh Presiden AS Donald Trump dan Anwar Ibrahim melalui gencatan senjata. Penandatanganan kesepakatan itu disaksikan Trump yang diperluas di Kuala Lumpur pada Oktober. Setidaknya 48 orang tewas dan sekitar 300.000 warga sempat mengungsi selama bentrokan Juli tersebut.
Pada bulan lalu, ledakan ranjau darat yang melukai seorang prajurit Thailand, sehingga Thailand menghentikan gencatan senjata.
Selama lebih dari satu abad,Thailand dan Kamboja telah mempersengketakan wilayah perbatasan darat sepanjang 817 kilometer. Batas wilayah tersebut pertama kali dipetakan pada 1907 oleh Prancis saat menjajah Kamboja.
(metrotvnews)












