Media Berkemajuan

8 September 2024, 08:54

Pengungsi Rohingya Nekat Loncat dari Kapal Demi Minta Diizinkan Bersandar di Aceh

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Pengungsi Rohingya kembali ke perahu mereka dengan membawa makanan dan minuman yang diberikan oleh warga lokal setelah ditolak untuk mendarat di Aceh [16/11/2023] [Foto: benarnews.org]

Aceh, mu4.co.id – Suku Bangsa atau Etnis Rohingya merupakan penduduk minoritas Muslim yang bermukim di provinsi Arakan, kawasan Barat Laut Myanmar.

Mereka kerap menjadi korban diskriminasi, penindasan, dan konflik etnis karena perbedaan ciri fisik, budaya, agama, dan terlibat berbagai sengketa dengan pemerintah Myanmar yang membuat etnis Rohingya dibenci dan diusir oleh Myanmar. Karena itulah mereka melarikan diri menuju beberapa negara tetangganya seperti Malaysia dan Indonesia.

Dan baru-baru ini, diketahui kapal kayu yang mengangkut ratusan pengungsi etnis Rohingya memasuki perairan Aceh di kawasan pesisir Kuala Pawon, Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen, Aceh pada Kamis (16/11/2023).

5 pengungsi rohingya nekat meloncat dan berenang ke daratan dengan menggunakan pelampung untuk meminta pertolongan warga.

Saat di daratan, Faisal dari United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) sebagai organisasi internasional yang memberikan perlindungan dan bantuan bagi pencari suaka dan pengungsi, berkomunikasi dengan para pengungsi tersebit.

Salah satu dari mereka menceritakan perjalanannya kepada Faisal dan mengaku sudah 20 hari di laut, serta mereka menyampaikan permintaannya untuk dizinkan mendarat di kawasan Bireuen, Aceh tersebut.

Baca juga: Dukung Palestina, Yaman Bajak Kapal Pengusaha Israel di Laut Merah

Kepada warga kawasan lokal Faisal menyebutkan ada 249 orang di kapal kayu tersebut, yang terdiri dari anak anak, wanita serta pria remaja dan dewasa. Ia juga menyampaikan permintaan pengungsi yang meminta untuk diizinkan mendarat di kawasan tersebut.

Diketahui, masyarakat setempat sudah membantu memberikan kebutuhan makanan hingga pakaian kepada para imigran. Namun kepala desa atas nama masyarakat tetap menolak mereka turun untuk mencegah munculnya masalah.

Kemudian, Rombongan pengungsi yang ditolak di Bireun ternyata mendarat di Pantai Ulee Madon, Aceh. Dan ketika mereka mendarat, warga sekitar langsung berdatangan dan sempat memberi nasi bungkus serta sejumlah dus air mineral.

Dan tidak lama kemudian para pengungsi diminta untuk naik kapal kembali. Namun, para pengungsi yang sudah di dalam kapal kemudian melompat kembali ke laut dan lari lagi ke daratan.

Mereka pun kembali duduk berkumpul melingkar di pantai, yang terlihat terduduk lesu serta ada juga yang berbaring. Sesekali terlihat warga sekitar menyerahkan pakaian serta makanan kepada mereka.

Sumber: kompas.com

[post-views]
Selaras