Tiongkok, mu4.co.id – Tingkat pengangguran kalangan pemuda usia 16 hingga 24 tahun di Tiongkok, China mengalami peningkatan dari 17,1% pada bulan Juli menjadi 18,8% pada bulan Agustus, berdasarkan data dari Biro Statistik Nasional (NBS).
NBS mengatakan salah satu alasan utama peningkatan pengangguran tersebut adalah karena banyaknya mahasiswa yang lulus pada bulan Juni yakni diperkirakan sebanyak 11,79 juta lulusan perguruan tinggi baru tahun ini, dimana 210.000 lebih banyak dari tahun sebelumnya menurut Kementerian Pendidikan, sehingga terjadi peningkatan persaingan di pasar kerja.
Analis mengatakan akibat tingkat pengangguran tersebut pun mendorong banyak lulusan perguruan tinggi yang melanjutkan ke pascasarjana agar terhindar dari pencarian kerja.
“Pasar kerja telah menyusut, dan pada saat yang sama masih banyak lulusan. Terlalu banyak orang yang menganggur setiap hari. Jalan keluar lainnya adalah kembali ke sekolah untuk belajar lebih lanjut dan untuk sementara waktu menghindari persaingan di tempat kerja,” kata Lin Chan-Hui, asisten profesor Pusat Pendidikan Umum di Universitas Feng Chia di Taiwan.
Baca juga: Puluhan Ribu Anak Muda Korea Mulai Menyerah Cari Kerja
Hal tersebut dibuktikan beberapa Universitas di China mengatakan jumlah mahasiswa pascasarjana melampaui jumlah total mahasiswa sarjana. Seperti di Universitas Fudan Shanghai pada Oktober 2023 mencatat 37.000 mahasiswa pascasarjana mengalahkan jumlah mahasiswa sarjana sebanyak 15.000 orang Tren ini mulai meningkat di sejumlah universitas ternama Tiongkok tahun lalu.
Konsultan pendidikan tinggi di Shenzhen, Lei mengatakan bahwa tren pendidikan yang hanya memberikan nama belakangnya itu bergerak ke arah “lulusan perguruan tinggi yang tidak melanjutkan ke sekolah pascasarjana akan langsung menjadi pengangguran.” “Di satu sisi, belajar di sekolah pascasarjana benar-benar dapat membantu Anda mendapatkan pekerjaan. Di sisi lain, ini juga merupakan mentalitas penghindaran,” ungkapnya.
Adapun bagian dampak pengangguran tersebut bahkan viral kisah seorang lulusan pascasarjana yang hanya bekerja sebagai petugas kebersihan. Disebutkan Li Yongkang, seorang mahasiswa yang sedang mengejar gelar master di bidang fisika bekerja sebagai petugas kebersihan di sebuah sekolah menengah di Suzhou, Jiangsu.
Dimana sebelumnya ia mengatakan bahwa sebelumnya telah memperoleh tawaran pekerjaan dari sekolah tersebut untuk bekerja sebagai guru. Namun, karena ia tidak dapat memperoleh gelar magisternya, sehingga ia tidak dapat bekerja di sekolah tersebut sebagai guru.
Meskipun demikian, mahasiswa berusia 24 itu merasa puas dengan lingkungan kerja sekolah tersebut saat melakukan magang di sana, sehingga ia melamar untuk menjadi petugas kebersihan di sekolah tersebut dan memperoleh pekerjaan tersebut. “Menjadi guru adalah impian saya, dan saya akan memulai pekerjaan baru saya sambil menunggu kesempatan berikutnya untuk mewujudkan impian mengajar saya,” katanya.
Sekretaris partai sekolah tersebut, Wang Jian mengatakan bahwa sekolah tersebut telah berkonsultasi dengan Li dan akan mengatur agar ia menjadi asisten pengajar di tim pengajar fisika sekolah tersebut. Kisah itupun ramai diperbincangkan di dunia maya, banyak yang mengatakan bahwa pilihannya merupakan pemborosan sumber daya pendidikan, hingga beberapa juga mengatakan beruntung ia bisa mendapatkan pekerjaan ditengah pasar kerja yang sulit itu.
(hidayatullah.com)