Banjarmasin, mu4.co.id – Seorang pegiat lingkungan dari komunitas Masyarakat Peduli Sungai (Malingai), Akhmad Arifin menyaksikan perubahan kota Banjarmasin sebagai kota kelahirannya dari masa ke masa.
Sebagai orang asli Banjarmasin, ia mengatakan bahwa dulu sungai di Banjarmasin memang indah, jernih mengalir, namun sekarang menjadi langganan banjir. “Sekarang? Banyak sungai mati dan kota ini langganan kebanjiran,” ujarnya, dilansir dari Radar Banjarmasin, Kamis (16/01/2025).
Menurut pria 66 tahun tersebut, Banjarmasin lupa dengan kodratnya, sungai kehilangan ruangnya, kalah dengan derap pembangunan. Ia juga mengkritik gaya hidup masyarakat yang turut menyumbang degradasi sungai, serta melihat progres normalisasi sungai di Banjarmasin masih jauh dari harapan. “Dengan kenaikan air laut 2,6 meter saja, wilayah pinggiran kota sudah kebanjiran. Apalagi kalau lebih tinggi,” ujarnya.
Baca juga: BPBD Banjarmasin Pantau Banjir Rob, Jalan Lambung Mangkurat Tergenang
Melihat hal tersebut, Pengamat Tata Kota dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Akbar Rahman berujar Banjarmasin menghadapi tantangan yang sangat kompleks. Kondisi alam yang kritis membuat prediksi tentang tenggelamnya kota ini pada 2050 mendekati kenyataan. “Namun, kita tidak boleh berpangku tangan. Mitigasi harus mulai dilakukan sejak sekarang,” ujar Akbar.
Dirinya menekankan mitigasi dapat dilakukan dalam 2 tahap, yakni jangka pendek dan jangka panjang. Dalam jangka pendek, fokusnya adalah merevitalisasi sungai membenahi jaringan drainase. “Selama ini, saya melihat implementasi di lapangan masih kurang maksimal. Masih banyak saluran drainase dan sungai yang tidak terkoneksi,” bebernya.
Adapun untuk jangka panjang, ia menyarankan perbaikan infrastruktur yang lebih solid, dengan menerapkan pemasangan pintu air dan pompanisasi di wilayah-wilayah rawan banjir untuk mencegah air masuk ke daratan. Penertiban bangunan yang tidak menggunakan pondasi panggung juga perlu dilakukan, agar lingkungan Banjarmasin lebih tahan terhadap risiko banjir.
Selain itu, Akbar juga menekankan pentingnya edukasi kepada masyarakat agar lebih peduli terhadap kebersihan sungai dan lingkungan. “Strategi kolektif adalah kunci. Hanya dengan kerja sama kita bisa melindungi Banjarmasin dari ancaman tenggelam,” pesan doktor jebolan Universitas Saga, Jepang, itu.
Sementara itu, menurut Pakar hukum ULM, Muhammad Hadin Muhjad menyayangkan sikap pemko yang terkesan melakukan pembiaran terhadap bangunan yang didirikan menutup aliran sungai. Padahal, Banjarmasin sudah memiliki Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2009 tentang Rumah Panggung yang terbit sejak lebih dari satu dekade silam. Namun, sayangnya, regulasi ini tidak diimbangi dengan pengawasan serius.
Masih banyak bangunan liar yang berdiri di atas sungai atau kanal kota ini. Bahkan, bangunan resmi kerap dibangun dengan pondasi urugan yang justru menutup saluran air. Ia menegaskan, fenomena ini seolah menjadi lingkaran masalah. Ketika banjir melanda, barulah semua pihak tersadar dan sibuk menertibkan bangunan di tepian maupun di atas sungai.
“Harus sesuai dengan perda, terutama terkait rumah panggung. Karena dampak terbesar adalah pembangunan dengan sistem urukan yang mengurangi daerah resapan air,” jelas Mantan Rektor Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Kalsel itu.
Baca juga: Banjir Rob di Beberapa Wilayah Banjarmasin, Ini Pesan BPBD dan Warga Sekitar!
Meskipun demikian, Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina mengklaim pemko telah berupaya maksimal dalam menangani banjir rob. Namun, ia mengakui banjir rob tidak sepenuhnya bisa dihindari karena faktor alam. “Bisa dilihat dari upaya normalisasi saluran-saluran drainase di lapangan. Ini kondisi yang harus kita alami mengingat dataran Banjarmasin berada di bawah permukaan laut,” ujar Ibnu, Senin (09/12/2025).
Ibnu juga menyatakan pemerintah berupaya meminimalkan dampaknya. Targetnya, genangan dapat surut dalam waktu 2-3 jam. Dirinya pun berpesan kepada wali kota selanjutnya untuk meneruskan pekerjaan ini. “Saya rasa kinerja kami sudah optimal, wali kota selanjutnya tinggal meneruskan saja,” ujarnya.
Adapun Muhammad Yamin yang tinggal menunggu pelantikan sebagai Wali Kota Banjarmasin periode 2025-2030 itupun berjanji akan langsung berkonsolidasi dan mengkaji secara mendalam ketahanan Banjarmasin terhadap ancaman banjir rob.
Pihaknya pun menyebut akan menjalin koordinasi dengan pemerintah provinsi dan pusat untuk berkolaborasi. “Semua ini perlu kita lakukan mulai sekarang demi anak dan cucu kita,” sebutnya.