Kendal, mu4.co.id – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) resmikan pabrik bahan anoda baterai lithium PT Indonesia BTR New Energy Material (BTR) di Kendal, Jawa Timur, pada Rabu (7/8). Dengan keberadaan pabrik ini, Indonesia akan menjadi produsen anoda terbesar di dunia.
“Saya sangat menghargai kecepatan pembangunan pabrik ini, baru 10 bulan yang lalu kita tanda tangan di Beijing tahu-tahu pabriknya sudah jadi. Ini namanya kecepatan,” ucap Jokowi dikutip dari CNBC, Sabtu (10/8).
Jokowi menyatakan bahwa negara yang cepat akan mengungguli negara yang lambat, dan Indonesia kini sudah termasuk dalam kategori negara cepat. Ia juga menjelaskan bahwa bahan baku untuk pembuatan anoda baterai, seperti natural graphite, diimpor dari Afrika; sedangkan artificial graphite diperoleh dari kilang Pertamina di Riau dan lithium berasal dari Australia.
“Kita memang gak punya lithiumnya, tapi nikelnya ada di Indonesia, kalau terintegrasi semuanya dan jadi arang setengah jadi kita akan menjadi pemasok masuk ke global supply chain,” ungkapnya.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menkomarves) Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan bahwa investasi PT Indonesia BTR New Energy Material akan menjadikan Indonesia sebagai produsen anoda terbesar di dunia.
Dengan kapasitas 80 ribu ton, cukup untuk memproduksi 1,5 juta mobil listrik. Ia juga menjelaskan bahwa mereka akan membuat fase II yang ditargetkan selesai pada Maret 2025, sehingga total produksi menjadi 160 ribu ton.
“Dengan kapasitas ini Indonesia akan menjadi (produsen) nomor 2 terbesar di dunia, pabrik di Jepang kapasitas 10 ribu ton, Korea Selatan 40 ribu ton, terbesar di Tiongkok 100 ribu ton, jadi kita akan melewati Tiongkok dalam waktu ke depan,” ucap Luhut.
Baca Juga: Pabrik Nikel Terbesar Dunia Ternyata Ada di Indonesia!
Seperti diketahui, investasi tahap pertama untuk proyek ini mencapai US$ 478 juta atau sekitar Rp 7,72 triliun (dengan asumsi kurs Rp 16.151/US$), dan kapasitas produksi bahan anoda baterai diperkirakan mencapai 80.000 ton per tahun.
BTR telah menyelesaikan pabrik tahap pertama di Kawasan Ekonomi Khusus di Kendal dalam waktu 10 bulan, menjadikannya pabrik anoda terbesar di dunia. Pada tahap kedua, BTR berencana melakukan investasi sebesar US$ 299 juta.
Setelah tahap I dan II selesai, Indonesia diperkirakan akan menjadi produsen bahan anoda baterai litium-ion terbesar kedua di dunia, dengan total produksi mencapai 160.000 ton.
(CNBC)