Arab, mu4.co.id – Koalisi 31 negara Arab dan Muslim bersama Liga Arab mengecam keras pernyataan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang ingin mendirikan “Israel Raya”.
Mereka menilai hal itu mengancam keamanan kawasan serta melanggar hukum internasional, sekaligus menunjukkan pengabaian serius terhadap “tatanan hukum dan hubungan internasional yang stabil”.
“Pernyataan itu juga merupakan ancaman langsung terhadap keamanan nasional Arab, kedaulatan negara-negara, serta perdamaian dan keamanan regional maupun internasional,” tulis pernyataan bersama tersebut, dikutip dari CNBC, Senin (18/8).
Dalam wawancara dengan i24NEWS, PM Israel Netanyahu menyatakan keyakinannya pada konsep “Israel Raya”, visi ekspansionis yang mencakup klaim atas Tepi Barat, Gaza, serta sebagian Lebanon, Suriah, Mesir, dan Yordania.
Koalisi negara Arab dan Muslim mengecam pernyataan tersebut, sekaligus menyoroti ucapan Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich yang berjanji melanjutkan ekspansi permukiman di Tepi Barat.
“Langkah itu adalah pelanggaran nyata terhadap hukum internasional dan serangan terang-terangan terhadap hak tak terpisahkan rakyat Palestina untuk mewujudkan negara merdeka dan berdaulat dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota,” demikian pernyataan Koalisi negara Arab dan Muslim.
Koalisi negara Arab dan Muslim juga menegaskan Israel tidak berdaulat atas wilayah Palestina yang diduduki. Mereka turut mengecam pernyataan Menteri Keuangan Smotrich yang berencana membangun ribuan unit permukiman ilegal di Tepi Barat dan menyebutnya sebagai upaya mengubur gagasan negara Palestina.
Baca Juga: Keracunan Makanan, Begini Kondisi Terbaru PM Israel Netanyahu!
Pernyataan itu muncul di tengah agresi Israel di Gaza yang telah berlangsung selama 22 bulan, menewaskan lebih dari 61 ribu orang dan melukai 155 ribu lainnya.
Sementara itu, Kabinet Keamanan Israel menyetujui rencana Netanyahu untuk menduduki penuh Kota Gaza, disertai seruannya agar warga Palestina meninggalkan wilayah tersebut.
“Kami tidak mengusir mereka, tetapi kami mengizinkan mereka untuk pergi,” ujar Netanyahu.
(CNBC)