Suriah, mu4.co.id – Bank Sentral Suriah berencana memberlakukan mata uang baru mulai 1 Januari 2026 sebagai bagian dari upaya pemulihan ekonomi pasca runtuhnya pemerintahan Bashar Al Assad tahun lalu.
Gubernur Bank Sentral Suriah, Abdul Qadir Al Hasriya, menyatakan penjelasan teknis terkait kebijakan tersebut akan diumumkan dalam konferensi pers pada Ahad, (28/12).
“1 Januari 2026 adalah tanggal dimulainya proses penggantian,” ucap Hasriya dikutip dari Kompas, Sabtu (27/12).
Baca Juga: Presiden Suriah Assad Kabur Naik Pesawat, Usai Pemberontakan di Damaskus
Bank Sentral Suriah menyebut mata uang baru sebagai simbol kedaulatan keuangan dan langkah menuju stabilitas serta pemulihan ekonomi.
Rencana penggantian ini mencakup penghapusan dua angka nol dan penerbitan desain uang kertas baru, mengakhiri penggunaan gambar Bashar Al Assad dan ayahnya, Hafez Al Assad, yang selama puluhan tahun menghiasi mata uang Suriah.
Sejak perang saudara pecah pada 2011, nilai pound Suriah merosot drastis dari sekitar 50 menjadi 10.000–11.000 per dolar AS. Kejatuhan ini memaksa warga membawa uang tunai dalam jumlah besar hanya untuk memenuhi kebutuhan dasar, seperti membeli bahan makanan.
Baca Juga: Indonesia Jadi Negara Ekonomi Terbesar ke-8 di Dunia, Lampaui Prancis dan Inggris!
Reformasi mata uang Suriah dinilai menandai momentum penting nasional dan awal babak baru sistem ekonomi-moneternya. Penghapusan dua nol tidak mengubah nilai tukar, hanya mengganti fisik uang lama dengan enam denominasi baru.
Kebijakan ini diumumkan setelah AS mencabut Sanksi Caesar secara permanen, membuka peluang investasi asing, dan merupakan bagian dari strategi jangka panjang bank sentral untuk menekan inflasi serta mengendalikan lonjakan harga pascaperang.
(Kompas)














![Penandatanganan nota kesepahaman [MoU] dan perjanjian kerja sama Bobibos dan Timor Leste](https://mu4.co.id/wp-content/uploads/2025/12/Bobibos-1-300x192.jpg)
