Media Utama Terpercaya

12 Oktober 2025, 19:09
Search

Mulai 2026, Sejumlah Maskapai Bakal Perkenalkan Desain Kursi Berdiri, Bawa Penumpang Lebih Banyak Dan Tekan Harga Tiket!

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Desain Kursi Berdiri Pesawat
Desain Kursi Berdiri Pesawat [Foto: Akun Instagram @entrepreneurshipquote]

Jakarta, mu4.co.id – Mulai tahun 2026, sejumlah maskapai berencana menghadirkan kelas kursi berdiri atau yang disebut “Skyrider 2.0” guna meningkatkan kapasitas penumpang lebih banyak dan menekan harga tiket pesawat agar lebih murah.

Untuk diketahui, Skyrider 2.0 pertama kali dicetuskan oleh perusahaan Italia, Aviointeriors di tahun 2018, yang menjanjikan biaya penerbangan semurah mungkin.

Desain kursi Skyrider 2.0 mirip tempat duduk seperti sepeda dengan bantalan yang memungkinkan penumpang untuk bersandar pada sudut 45 derajat daripada duduk. Berbeda dengan kursi biasa, Skyrider 2.0 dilengkapi sabuk pengaman tubuh, bukan hanya di pinggang, sehingga keamanan penumpang tetap terjaga bahkan saat turbulensi.

Dengan posisi itu pun berpotensi meningkatkan kapasitas penumpang pesawat hingga 20% sebab kursi ekonomi konvensional saat ini memiliki jarak sekitar 30 inci, mengacu pada jumlah ruang untuk kaki. Namun, dengan menggunakan kursi berdiri, penumpang pesawat kemungkinan hanya akan memiliki ruang seluas 23 inci.

Baca juga: Qatar Hadirkan Pesawat Super Mewah Boeing 747-8 Untuk Trump. Begini Spesifikasinya!

Tidak hanya itu, maskapai penerbangan percaya konsep kursi setengah berdiri itu akan membuat perjalanan udara lebih ramah anggaran, terutama untuk perjalanan pendek, karena di setiap bangku beratnya kira-kira setengah dari berat kursi biasa, hal ini bisa mengurangi pembakaran bahan bakar.

Diketahui, Skyrider 2.0 telah memenuhi semua peraturan dan lulus uji coba. Namun, kursi jenis ini hanya ditujukan untuk penerbangan pendek di bawah 2 jam, karena tidak memungkinkan bagi penumpang memposisikan diri mereka hampir tegak selama berjam-jam.

Kendati demikian meski terlihat inovatif, gagasan tersebut menghadapi penolakan karena kekhawatiran tentang kenyamanan, dan keselamatan selama turbulensi atau keadaan darurat. Kursi berdiri juga dinilai belum cocok untuk lansia atau penyandang disabilitas, dan masih menjadi perdebatan apakah layak diadopsi secara massal.

(tempo.co)

[post-views]
Selaras