Media Berkemajuan

14 Desember 2024, 06:17

MUI Kalsel Keluarkan Fatwa Soal Aliran Fansyuri Rahman yang Menyimpang

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
FATWA MUI
Rapat sosialisasi Fatwa MUI Kalsel tentang aliran sesat Fansyuri Rahman [Foto: mu4.co.id]

Banjarmasin, mu4.co.id – Majelis Ulama Indonesia Kalimantan Selatan (MUI Kalsel) mengeluarkan fatwa tentang Aliran Menyimpang Fansyuri Rahman, yang dalam beberapa poin penting hasil temuan dalam kajian tersebut, bertentangan dengan aspek akidah, tasawuf, ilmu tafsir, dan ilmu hadits.

Sekretaris Umum Dewan Pimpinan MUI Kalsel, Nasrullah AR, mengatakan dugaan aliran sesat yang ditemukan ini sudah berhembus lama, namun pihaknya baru bisa mengeluarkan Fatwa MUI Nomor 1 Tahun 2024  pada 1 Oktober 2024 lalu, setelah melakukan kajian mendalam dan cukup panjang sekitar 6 bulan, serta adanya laporan dari masyarakat yang cukup resah atas penyimpangan yang dilakukan oleh oknum.

“MUI Kalsel menemukan dugaan aliran menyimpang dari Fansyuri Rahman. Kami telah berkoordinasi dengan aparat penegak hukum, baik dari kepolisian, kejaksaan negeri, kejaksaan tinggi, TNI, pemerintah daerah, Kementerian Agama, FKUB, termasuk Linmas,” ucapnya, Jumat (18/10/2024).

Baca juga: LPPOM MUI Ungkap Fakta Terkait Produk Halal Wine dan Beer!

Lebih lanjut, Nasrullah memastikan pihaknya telah melakukan langkah penting untuk menangkal penyebaran ajaran sesat yang mengatasnamakan agama Islam. “Kami mengimbau masyarakat, khususnya umat Islam, ikutilah ajaran yang sesuai dengan kaidah agama. Berpegang pada hukum Islam, Al Qur’an, hadits, dan lainnya yang sesuai dengan kaidah,” ujarnya.

Dirinya pun meminta kepada Aparat Penegak Hukum (APH) setempat agar melakukan langkah-langkah, dan jika penyebar ajaran sesat ini tidak mengindahkan, kata dia, penegakan hukum tentu harus ditempuh melalui prosedur dan tahapan yang berlaku menurut aturan perundang-undangan.

Adapun beberapa materi pengajian Fansyuri Rahman yang dinilai menyimpang antara lain yaitu:

  • Berkeyakinan bahwa Allah adalah hamba, dan sebaliknya hamba adalah Allah.
  • Meyakini bahwa Muhammad adalah manifestasi Tuhan yang menjadi manusia.
  • Berkeyakinan bahwa insan dan alam semesta merupakan wujud dari Nur Allah.
  • Menganggap bahwa makhluk sebenarnya tidak ada, yang ada hanyalah dzat Allah.

(antaranews.com, idntimes.com)

[post-views]
Selaras