Media Utama Terpercaya

8 September 2025, 23:33
Search

Mengingat Kembali, Berikut Ini Tata Cara Pelaksanaan Salat Gerhana Menurut Tuntunan Tarjih!

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Tata cara salat Gerhana
Tata cara pelaksanaan salat gerhana menurut tuntunan tarjih [Foto: AI/ mu4.co.id]

Banjarmasin, mu4.co.id – Di awal pekan ini wilayah Indonesia akan dilintasi Gerhana Bulan Total (GBT), yaitu tepatnya pada Ahad malam – Senin dinihari, 7-8 September 2025.

Di Banjarmasin, Gerhana Bulan Total akan mulai terlihat pada pukul 00:27:09 WITA, puncak Gerhana akan terjadi pada pukul 02:11:47 WITA dan berakhir pada pukul 03:56:31 WITA.

Sebagaimana yang pernah diajarkan Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam, Kaum muslimin disunnahkan untuk melaksanakan salat gerhana (khusuf) apabila di wilayah mereka dapat menyaksikan fenomena gerhana tersebut, baik pada saat gerhana Matahari maupun gerhana Bulan, dan pada Gerhana Total ataupun Gerhana Sebagian.

Baca juga: Takmir Masjid Al Jihad Banjarmasin Ajak Kaum Muslimin Laksanakan Salat Gerhana Bulan Total. Catat Waktunya!

Berikut ini tata cara pelaksanaan salat khusuf (gerhana bulan) menurut tuntunan tarjih:

Salat gerhana dilaksanakan secara berjamaah, tanpa adzan dan iqamah. Dilaksanakan dua rakaat, pada setiap rakaat melakukan rukuk, qiyam dan sujud dua kali. Yang perlu diingat seluruhnya terdapat empat kali rukuk dan empat kali sujud. Serta Imam membaca Surah Al-Qur’an yang panjang dengan jahr (mengeraskan suara). Salat gerhana boleh dilakukan di tanah lapang ataupun di masjid.

Berikut ini tata cara pelaksanaan sholat gerhana sebagaimana yang pernah diajarkan Rasulullah ﷺ :

  1. Imam menyerukan aṣ-ṣalātu jāmi‘ah.
  2. Takbiratulihram dengan mengucapkan Allahu Akbar.
  3. Membaca doa iftitah.
  4. Membaca taawuz, basmalah lalu Imam membaca surah al-Fatihah dan dilanjutkan surah panjang dengan jahr (dikeraskan).
  5. Rukuk, dengan membaca tasbih yang lama.
  6. Mengangkat kepala dengan membaca sami‘allāhu li man ḥamidah, makmum membaca rabbanā wa lakal-ḥamd.
  7. Berdiri tegak kembali, lalu Imam membaca al-Fatihah dan dilanjutkan surah panjang tetapi lebih pendek dari yang pertama.
  8. Rukuk, sambil membaca tasbih yang lama tetapi lebih singkat dari yang pertama.
  9. Bangkit dari rukuk dengan membaca sami‘allahu li man hamidah, makmum membaca rabbana wa lakal-hamd.
  10. Sujud yang lama.
  11. Duduk di antara dua sujud.
  12. Sujud yang lama.
  13. Bangkit dari sujud, berdiri tegak mengerjakan rakaat kedua seperti rakaat pertama tanpa membaca doa iftitah.
  14. Imam membaca surah al-Fatihah dan dilanjutkan surah panjang dengan jahr (dikeraskan).
  15. Mengerjakan sebagaimana pada gerakan nomor 5 – 12.
  16. Duduk tasyahud akhir dan membaca doa tasyahud akhir.
  17. Salam.
  18. Setelah salat, khatib berdiri menyampaikan khutbah satu kali yang berisi nasihat serta peringatan terhadap tanda-tanda kekuasaan Allah serta mengajak memperbanyak istighfar, sedekah dan berbagai amal kebajikan.

Sumber: Buku Pedoman Pelaksanaan Pengamatan Dan Shalat Gerhana Matahari 29 Jumadilawal 1437 H / 9 Maret 2016 M Majelis Tarjih Dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Foto: Majelis Tarjih dan Tajdid
[post-views]
Selaras