Media Berkemajuan

5 Desember 2024, 02:54

Menghororisasi Simbol Islam, Film “Kiblat” Tuai Kritik Keras, Hingga MUI!

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Poster film Kiblat yang telah disensor. [Foto: mu4.co.id]

Jakarta, mu4.co.id – Film horor yang berjudul “Kiblat”, diproduksi oleh Leo Pictures bekerja sama dengan Legacy Pictures dan 786 Production, mendapat kritik tajam dari berbagai kalangan karena menggunakan gerakan sholat, yang merupakan ritual suci bagi umat Islam, sebagai elemen menakutkan dalam film tersebut.

Poster yang beredar di media sosial menampilkan gerakan rukuk dalam sholat dengan posisi kepala menghadap ke atas dan ditambahkan dengan wajah yang menyeramkan, yang seharusnya dalam sholat posisinya menghadap ke bawah.

KH Cholil Nafis, Ketua MUI Bidang Dakwah, mengkritik film tersebut dengan keras karena dianggap sebagai kampanye negatif terhadap ajaran agama.

“Saya tak tahu isi filmnya maka belum bisa komentar. Tapi gambarnya seram kok, judulnya kiblat ya,” tulis Cholil Nafis di akun Instagram-nya @cholilnafis, Ahad (24/3/2024).

“Saya buka-buka arti kiblat hanya ka’bah, arah menghadapnya orang-orang salat,”

Baca Juga: Film Horor Indonesia Eksploitasi Agama, Ini Kata Penulis “Habibie & Ainun” dan Pendakwah Risyad!

“Kalau ini benar sungguh film, ini tak pantas diedar dan termasuk kampanye hitam terhadap ajaran agama, maka film ini harus diturunkan dan tak boleh tayang,” tuturnya.

“Seringkali reaksi keagamaan dimainkan oleh pebisnis untuk meraup untung materi, yang gini tak boleh dibiarkan harus dilawan,” tegasnya.

Pengasuh PPA Assa’adah, Ustad Hilmi Firdausi juga mengkritik keras terhadap film tersebut.

“Dengan segala hormat kepada para produser film Indonesia, tolong hentikan membuat film horor seperti film Kiblat ini. Sama sekali tidak mendidik, bahkan membuat sebagian orang jadi takut sholat,” tulis Hilmi Firdausi dalam akun X-nya.

Dia merasa perlu mengungkapkan pandangannya karena tidak hanya satu film yang menggunakan ibadah keagamaan sebagai elemen horor. Menurutnya, sudah ada film sebelumnya yang melakukan hal serupa.

“Dulu kejadian yang sama terjadi pada sekuel film Makmum, Khanzab, dan lain-lain. Yuk, bisa buat film dengan unsur religi yang lebih berkualitas,” katanya.

Hilmi juga menambahkan, “Mulai saat ini, mohon hentikan membuat film dgn menghororisasi simbol2 Islam. Kita sdh banyak termakan oleh stigma bahwa malam jum’at itu horor, kain kafan itu seram…pdhal itu hal2 mulia dalam islam. Jangan sampai skrg sholatpun jadi ikut2an seram karena dijadikan tema dlm film horor. Ummat Islam pun harus berhenti menonton film2 seperti ini. Insya Allah jika tidak ada pasarnya, film2 semacam ini tidak akan dibuat lagi”.

Sumber: wartakotalive.com, jawapos.com, akun X @Hilmi28

[post-views]
Selaras