Sragen, mu4.co.id – Sekolah Muhammadiyah kembali mencatat prestasi membanggakan. Kali ini, SMA Trensains Muhammadiyah Sragen meraih peringkat pertama dalam perolehan medali prestasi berdasarkan data Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Kemendikdasmen RI, dengan total 1.080 medali.
Capaian ini menjadikannya sekolah dengan prestasi terbanyak di Indonesia, melampaui ribuan sekolah lainnya. Ketua PP Muhammadiyah, Irwan Akib, menyebut prestasi ini patut disyukuri karena menunjukkan kualitas dan potensi luar biasa dari para siswa.
“Prestasi ini bukan datang tiba-tiba, butuh perencanaan dan proses serta kedisiplinan yang matang,” ungkap Irwan dikutip dari laman Muhammadiyah, Jum’at (4/7).
Irwan Akib berharap prestasi SMA Trensains Muhammadiyah Sragen dapat terus dipertahankan dan ditingkatkan.
Ia menekankan pentingnya kerja keras dan pengelolaan sistematis dari para guru agar sekolah-sekolah Muhammadiyah dapat terus berprestasi, tanpa melupakan nilai-nilai Islam Kemuhammadiyahan dan Bahasa Arab (ISMUBA) sebagai inti pendidikan.
Sementara itu, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Agus Widayoko, menjelaskan bahwa keberhasilan ini merupakan hasil dari pendidikan yang berfokus pada riset ilmiah dan pembinaan karakter Qurani berbasis pendekatan STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics), bukan hasil yang instan.
“Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) sebenarnya sudah merilis data ini sejak April lalu, dan benar kami menduduki peringkat pertama. Basis dan penekanan kami adalah pada riset. Anak-anak dibekali dengan keterampilan riset dan dipersiapkan untuk mengikuti berbagai kompetisi baik tingkat nasional maupun internasional,” jelas Agus.
Baca Juga: SMK Maestro, Sekolah di Banjarmasin Yang Usung Konsep Ketarunaan. Seperti Apa?
Agus menjelaskan bahwa pembinaan siswa di SMA Trensains Muhammadiyah Sragen sejalan dengan misi sekolah, yaitu mendorong siswa masuk perguruan tinggi unggulan melalui jalur prestasi dan beasiswa. Untuk itu, sekolah menanamkan budaya kompetisi dan semangat riset sejak dini, dengan program-program yang dirancang menghasilkan karya penelitian berprestasi.
Agus juga menyampaikan bahwa saat ini kolaborasi antar lembaga dalam pembinaan dan publikasi riset terus ditingkatkan, guna memperluas dan memperkuat hasil riset yang dihasilkan oleh para siswa.
“Maka, tujuan utama kami adalah mencetak para saintis Qurani di abad ke-21. Karena di era ini, kita tidak cukup hanya menguasai ilmu, tetapi juga harus mampu menjadi problem solver dengan basis keilmuan dan nilai-nilai Islam,” tuturnya.
Agus berharap semakin banyak lembaga pendidikan mengembangkan sekolah yang berfokus pada sains dan riset, serta membangun kolaborasi demi melahirkan generasi muda yang tangguh, berpikir kritis, dan berakhlak mulia.
(Muhammadiyah)
