Media Utama Terpercaya

4 Juli 2025, 15:03
Search

Memangnya Boleh Mendoakan Orang yang Menzalimi Kita Agar Dapat Musibah?

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
[Foto: tvonenews.com]

Banjarmasin, mu4.co.id – Suatu kali mungkin kita pernah atau sedang menjadi korban dari orang yang bertindak zalim melalui perbuatan maupun lisannya.

Dalam kondisi seperti ini, bagaimanakah hukum mendoakan orang yang zalim agar mendapat musibah?

Bagi orang yang terzalimi ada 3 (tiga) hak yang bisa ia tuntut, yaitu:

  1. Menyelesaikan urusannya di dunia, dengan cara medoakan agar orang zalim tersebut mendapatkan musibah. Apakah hal tersebut diperbolehkan? Hukumnya boleh. Karena itu merupakan haknya, ia ingin orang zalim tersebut merasakan apa yang ia rasakan.
  2. Memaafkan orang zalim tersebut, tetapi menunggu balasan di akhirat, dengan tujuan ia simpan agar di akhirat nanti ia akan mendapatkan balasan pahala dari Allah SWT. Maka nanti pada pengadilan Allah SWT pahala orang yang zalim tersebut akan berpindah kepada orang yang terzalimi, dan bahkan jika tidak ada pahala sekalipun, maka dosa orang yang terzalimi akan berpindah kepada orang zalim tersebut.
  3. Memaafkan dan benar-benar mengikhlaskan kesalahan orang tersebut, ini adalah tingkatkan yang paling berat. Namun boleh jadi karena pahala ini ia mempunyai peluang langsung di masukkan oleh Allah SWT ke dalam surga-Nya.

Baca juga: Bagaimana Hukum Memberi Hutang Kepada Seseorang Kemudian Mengikhklaskannya?

Ust. H. Riza Rahman, Lc mengatakan, “Kita harus mengetahui kadar kemampuan kita di tingkat yang mana. Oleh karena itu, Hidup ini jangan pernah menzalimi orang lain, karena urusannya sangat berat dan sulit. Boleh jadi musibah yang pernah menimpa kita merupakan sebab kita dulu pernah zalim kepada seseorang.”

“Dosa kepada Allah itu mudah, namun dosa kepada manusia yang sangat sulit, karena sangat dahsyatnya doa orang yang terzalimi, yang tidak ada penghalang atau hijab nya langsung kepada Allah SWT, tambahnya.”

Rasulullah Saw pernah bersabda: ”Dan berhati-hatilah terhadap doa orang yang terzalimi, karena tidak ada penghalang antara doanya dengan Allah” (HR. Bukhari dan Muslim).

Ada suatu cerita dari Sa’id bin Zaid yang difitnah merebut tanah milik seseorang bernama Arwa dan membuatnya dihina oleh orang-orang sekitar sampai ia terpukul merasakan sakit hati paling mendalam, dan ia berdoa kepada Allah dan mengatakan, “Ya Allah, Arwa telah menuduhku. Jika dia berdusta maka butakanlah matanya.”

Maha besar Allah atas segala kehendaknya mengabulkan doa Sa’id dan kemudian harinya memang terbukti bahwa Arwa tidak bisa melihat. Peristiwa luar biasa itu menjadi bukti atas apa yang pernah Rasulullah katakan dalam sabda berikut. “Takutilah doa orang teraniaya, karena antara dia dengan Allah tidak ada hijab (batas).”

[post-views]
Selaras