Jakarta, mu4.co.id – Kementerian Perhubungan sedang merencanakan proyek skytrain atau kereta gantung sebagai transportasi yang menghubungkan Mekarsari, Cileungsi dengan Stasiun LRT Harjamukti, Depok.
“Dari Mekarsari untuk feeder LRT di Cibubur. Kemudian skytrain untuk MRT yang dari Serpong ke Lebak Bulus,” ujar Dudy Purwagandhi selaku Menteri Perhubungan dilansir dari merdeka, Jum’at (17/10).
Langkah awal proyek tersebut ditandai melalui Kick Off Meeting dan Penandatanganan Surat Komitmen Feasibility Study (FS) Suspended String Light Rail Transport (SSLRT) Unitsky, yang berlangsung di Hotel Pullman Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (9/10).
Proyek ini diinisiasi oleh PT Minsky Cakrawala Nusa (MNC) sebagai penggagas utama, berkolaborasi dengan Malcon Group selaku Project Management Consultant (PMC) dan Unitsky Nusantara Technologies sebagai penyedia teknologi. Diketahui, proyek ini sedang masuk tahap studi kelayakan.
Ketiga pihak tersebut resmi menandatangani surat komitmen bersama yang diserahkan kepada Direktur Jenderal Perkeretaapian. Dokumen tersebut berisi keterangan bahwa penyusunan studi kelayakan akan diselesaikan dalam waktu enam bulan.
Baca juga: Inovasi Baru, KAI Service Ubah Gerbong Kereta Jadi Gerai Oleh-oleh di Jogja!
Dalam presentasinya, pihak penyelenggara menjelaskan rencana panjang trase sekitar 11,5 kilometer, yang akan menghubungkan kawasan wisata Taman Buah Mekarsari dengan Stasiun LRT Harjamukti Depok. Studi kelayakan meliputi analisis teknis, potensi penumpang, serta skema investasi yang direncanakan menggunakan pendanaan swasta seluruhnya.
Sejalan dengan itu, Menhub menyampaikan, proyek skytrain ini bakal mengandalkan investasi. Hingga saat ini, sudah ada 3 negara yang menunjukkan minatnya dengan melibatkan empat perusahaan dalam studi awal proyek ini.
Untuk itu, Kemenhub merencanakan dalam waktu dekat akan menggelar pertemuan dengan calon investor, seperti Belarusia, Jerman, dan dua perusahaan asal China.
“Rencananya minggu depan ada investor gathering. Kita sedang menawarkan kepada investor mengenai skytrain,” ungkap Menhub Dudy.
Diperkirakan biaya pembangunan kereta gantung mencapai Rp200 miliar per kilometer, termasuk infrastruktur dan rangkaian kereta yang digunakan.
Baca juga: Utang Kereta Cepat Whoosh Membengkak, KCIC Harus Bayar Bunga Hingga Rp2 T per Tahun ke China!
Untuk pembangunannya, Kemenhub juga telah berkomunikasi dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Untuk memanfaatkan aset atau fasilitas umum milik Pemerintah Daerah (Pemda) setempat sebagai lokasi pembangunan tiang skytrain.
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Risal Wasal menambahkan, skytrain ini nantinya memiliki tipe seperti kereta gantung. Tapi tidak menggunakan kabel, melainkan ada rel di atas kereta.
Pembangunan tipe itu dipilih karena secara biaya konstruksi lebih murah. “Biaya operasinya lebih murah, dan biaya pembangunannya per km pun lebih murah, tergantung jumlah stasiun dan jumlah kereta,” ujarnya.
Diharapkan proyek kereta gantung Mekarsari-Cileungsi menjadi tonggak baru transportasi terintegritas Jabodatabek, serta mendorong terciptanya sistem mobilitas masa depan yang modern, efisien, dan berkelanjutan bagi masyarakat.
(Info target, metro bogor, merdeka, tangselife)













