Media Berkemajuan

22 November 2024, 15:07

LPCR-PM Gelar Workshop Nasional Pengembangan Ekonomi Cabang Ranting dan Masjid Muhammadiyah 2024

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print

Kudus, mu4.co.id – Lembaga Pengembangan Cabang Ranting dan Pengembangan Masjid (LPCR-PM) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menggelar Workshop Nasional Pengembangan Ekonomi Cabang Ranting dan Masjid Muhammadiyah.

Kegiatan tingkat nasional ini dilaksanakan di Rumah Sakit Sarkies ‘Aisyiyah Kudus selama 3 hari dari Kamis-Sabtu, 9-11 Mei 2024.
Tema yang diangkat pada workshop kali ini adalah “Sinergi Pengembangan Ekonomi dan Bisnis Cabang & Ranting serta Masjid Muhammadiyah.”

Dalam sambutannya Dr Muhammad Hamdi, selaku ketua panitia mengutarakan tujuan kegiatan workshop ini agar terwujud sinergi yang baik dalam ekonomi dan bisnis di cabang ranting masjid Muhammadiyah se-Indonesia.

Dr Hamdi menambahkan faktor ekonomi sangat berperan penting.
“Cabang ranting yang maju adalah cabang ranting yang kuat secara ekonomi,” ungkap Hamdi.
Untuk itu LPCR-PM memfasilitasi kegiatan ini sehingga cabang ranting dan masjid dapat saling berbagi, belajar dan berjejaring agar terjalin kerjasama antara peserta untuk mempercepat bisnis cabang ranting dan masjid Muhammadiyah.

Dr Hamdi menyampaikan rasa syukur karena antusias peserta yang hadir di workshop ini melebihi ekspektasi.
“Jumlah peserta sebanyak 170 orang dari seluruh Indonesia,” ujarnya.

Rektor Universitas Muhammadiyah Kudus (UMKU) dr Edy Soesanto turut mengapresiasi semangat peserta yang datang dari seluruh Indonesia, salah satunya ada peserta dari kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
“Peserta dari Gowa ini bahkan sudah datang lebih awal sebelum acara dibuka,” katanya.

dr Edy menambahkan berdakwah harus menyenangkan dan menggembirakan dan hal itu harus ditunjang dengan ekonomi yang kuat.
Senada dengan hal tersebut, Ketua PWM Jateng Dr KH Tafsir mengatakan pertumbuhan ekonomi cabang ranting harus dikembangkan.
“Tercatat Jateng memiliki rumah sakit Muhammadiyah ‘Aisyiyah terbanyak di Indonesia,” ujar KH Tafsir.
Salah satu contohnya RS Sarkies ‘Aisyiyah Kudus yang merupakan rumah sakit terbesar di Jateng bahkan di Indonesia.

Pada kesempatan yang sama, Jamaluddin Ahmad ketua LPCR-PM PP Muhammadiyah mengungkapkan perasaan haru dan salut atas kesiapan panitia yang telah menyediakan sarana hotel untuk semua peserta workshop.
“Dan seluruh biaya tersebut ditanggung sepenuhnya oleh panitia,” ungkap Jamaluddin.
Lebih lanjut Jamaluddin mengatakan salah satu  fokus program LPCR-PM adalah penguatan sektor ekonomi. Oleh karena itu perlu dilakukan percepatan untuk memajukan cabang ranting dan masjid Muhammadiyah di Indonesia.

Ketua PP Muhammadiyah Dahlan Rais menyampaikan core bisnis Muhammadiyah adalah pendidikan dan kesehatan.
“Bahkan disaat pemerintah belum hadir (menyediakan sarana pendidikan dan kesehatan untuk masyarakat), tetapi Muhammadiyah sudah lebih dulu,” ujarnya.

Dahlan Rais mempertegas ada 3 indikator Indeks pembangunan manusia yaitu pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan (penguatan ekonomi). Oleh karena itu Muhammadiyah menitikberatkan bukan hanya pengelolaan pendidikan dan kesehatan yang maju, tetapi juga ekonomi yang tangguh di tiap cabang ranting dan masjid Muhammadiyah di Indonesia.

Di sesi terakhir, Dahlan Rais berkesempatan membuka kegiatan workshop Nasional tersebut secara simbolis.

[post-views]
Selaras