Media Utama Terpercaya

12 November 2025, 22:40
Search

Lahirkan Kader Tangguh: PWNA Kalsel Gelar Rangkaian Kegiatan Perkaderan

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
PWNA Kalsel
PWNA Kalsel Gelar Rangkaian Kegiatan Perkaderan [Foto: mu4.co.id/afiliasi]

Banjarbaru, mu4.co.id – Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah (PWNA) Kalimantan Selatan menggelar rangkaian besar Latihan Instruktur Nasyiatul Aisyiyah (LINA) dan Darul Arqam Nasyiatul Aisyiyah (DANA) tingkat wilayah dan daerah.

Kegiatan tersebut dimulai dari 5–7 September 2025 di BPMP Provinsi Kalsel, kemudian dilanjutkan 13 September 2025 di Kabupaten Tanah Laut, dan 20–21 September 2025 di Kabupaten Tanah Bumbu. Rangkaian itu menyasar kader dari tingkat Ranting, Cabang, Daerah hingga wilayah menyusun tangga kepemimpinan yang kokoh hingga ke akar rumput.

Tidak berakhir di 3 kegiatan ini, PWNA Kalsel akan terus memotivasi agar seluruh PDNA, PCNA dan PRNA terus melakukan kegiatan perkaderan baik secara formal maupun informal untuk keberlanjutan kader Nasyiah di kemudian hari.

Kegiatan tersebut lahir dari semangat “kita bukan mencari kader, tetapi membentuk kader”, di tengah keprihatinan akan minimnya kader berkualitas dalam tubuh Nasyiah yang siap memimpin dan menggerakkan roda organisasi.

Sekretaris PWNA Kalsel, Wahyunah menyebut tidak akan tinggal diam. Ia mengatakan kurangnya kader bukan hanya sekedar isu melainkan kejadian nyata di antara kita.

“Kader hebat tidak lahir begitu saja. Ia terbentuk melalui proses panjang: pendewasaan, ujian, bahkan dilematis dalam organisasi. Di situlah jiwa kepemimpinan, keikhlasan, dan keberanian dibentuk,” ujarnya kepada mu4.co.id, Selasa (23/09/2025).

Baca juga: Nasyiatul Aisyiyah Kalsel Dan Tular Nalar Mafindo Gelar Akademi Digital Lansia: Ayu Balajar Sakira Kada Takaji Habar

Adapun LINA dan DANA sendiri merupakan proses perkaderan formal dalam perkaderan Nasyiatul Aisyiyah yang diamanatkan dalam AD/ART. Acara yang digelar secara bertahap itu bukan sekadar pelatihan biasa, melainkan gerakan strategis untuk menyelamatkan masa depan gerakan perempuan muda Muhammadiyah di Kalsel.

Dalam AD/ART Nasyiatul Aisyiyah, disebutkan dengan tegas bahwa perkaderan adalah tanggung jawab utama. Nasyiatul Aisyiyah bukan hanya organisasi, tapi laboratorium kepemimpinan perempuan muda Islam yang mandiri, cerdas, dan berakhlak mulia. Namun, realitas di lapangan menunjukkan: kader yang siap memimpin masih sangat langka. Banyak yang punya semangat, tapi minim bekal. Banyak yang aktif, tapi belum matang secara ideologis dan organisatoris.

LINA dan DANA Hadir Sebagai Jawaban

Lebih lanjut Wahyunah menjelaskan bahwa perkaderan tersebut bukan hanya memberi materi, tapi juga menguji mental, membangun karakter, dan menempa loyalitas. Peserta akan diajak merenung: Untuk apa aku di sini? Apa kontribusiku untuk umat? Siapkah aku menghadapi tekanan, kritik, bahkan pengorbanan demi amanah?

“Bayangkan: seorang kader muda dari pelosok Tanah Bumbu, harus memilih antara pulang menemani ibu yang sakit atau tetap mengikuti sesi malam DANA yang membahas kepemimpinan transformatif. Atau seorang instruktur muda yang harus memutuskan: apakah ia akan memilih jalan aman atau berani mengkritik sistem yang salah demi kebaikan organisasi?,” ujarnya.

“Inilah drama nyata yang terjadi di balik layar LINA-DANA. Bukan sandiwara, tapi ujian nyata. Di sinilah kader dibentuk — bukan dicetak, bukan direkrut, tapi dibentuk melalui api pengalaman,” sambung Wahyunah.

Tidak hanya itu, PWNA Kalsel juga sadar bahwa kader tidak bisa hanya dibentuk di tingkat atas. Namun harus ada kontinuitas dari ranting hingga wilayah.

“Maka, rangkaian ini dirancang sistematis — agar setiap jenjang saling terhubung, saling menguatkan, dan saling mengawal. Tidak ada lagi kader “jatuh dari langit”. Semua harus melalui proses — proses yang melelahkan, tapi memuliakan. Jumlah bukan jaminan. Yang kita butuhkan adalah kader yang punya hati tulus, pikiran kritis, dan nyali besar. Kader yang siap menjadi agent of change di tengah zaman yang penuh goncangan moral dan ideologis,” ungkapnya.

Pihaknya pun menyebut tidak akan main-main, sebab itu semua merupakan investasi jangka panjang untuk masa depan Muhammadiyah dan bangsa.

“Karena kader hari ini adalah pemimpin esok. Dan pemimpin esok harus dibentuk hari ini dengan darah keringat, air mata, dan doa,” pungkasnya.

[post-views]
Selaras