Media Utama Terpercaya

8 Desember 2025, 22:57
Search

KH Said Aqil Siroj Minta Konsesi Tambang PBNU Dikembalikan ke Pemerintah. Ini Alasannya!

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Kiai Said bersilaturahmi dengan para kiai
Kiai Said bersilaturahmi dengan para kiai di pesantren Tebuireng. [Foto: tebuireng.online]

Jombang, mu4.co.id – Mantan Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siroj bersilaturahmi dengan Ketum PBNU periode saat ini KH. Yahya Cholil Staquf yang sering disapa Gus Yahya, dan para kiai sepuh, serta beberapa mustasyar PBNU di Pesantren Tebuireng, Jombang, Sabtu (6/12).

Setelah silaturahmi tersebut, Kiai Said menyampaikan pandangannya dan menilai sebaiknya konsesi tambang yang diberikan pemerintah kepada PBNU diserhkan kembali kepada pemerintah karena banyak terjadi polemik tata kelola dan menghindari mudarat yang semakin nyata bagi jam’iyah.

Ia mengatakan bahwa awalnya memandang pemberian konsesi tambang dari pemerintah kepada PBNU itu merupakan apresiasi negara terhadap kontribusi NU dan untuk memperkuat kemandirian ekonomi organisasi jika dikelola dengan baik. Namun, beberapa bulan terkahir justru menunjukkan hal yang berbeda, konflik internal terjadi di PBNU yang melebar hingga ke ruang publik menimbulkan kerugian organisasi.

Baca juga: Kelola Batu Bara di Kaltim, Ketum PBNU Ungkap Telah Bentuk PT BUMN!

“Saya sejak awal menghormati inisiatif pemerintah. Itu bentuk penghargaan yang baik. Tetapi melihat apa yang terjadi belakangan ini, konflik semakin melebar, dan itu membawa madharat yang lebih besar daripada manfaatnya. Maka jalan terbaik adalah mengembalikannya kepada pemerintah,” ujarnya dilansir dari detikjatim, Senin (8/12).

Ia menegaskan bahwa NU sebagai Jami’iyah Diniyan Ijtima’iyah memiliki mandat yang sangat besar terkait spritual dan sosial. Oleh karena itu, beberapa aktivitas yang berpotensi mengantarkan organisasi kepada kemudaratan harus dihindari.

Beberapa aktivitas tersebut seperti aktivitas yang menimbulkan konflik internal dan polarisasi kader, aktivitas yang mengganggu marwah dan indepedensi organisasi, yang memunculkan persepsi negatif publik terhadap NU, aktivitas yang menyeret organisasi ke dalam dinamika bisnis dan politik yang berisiko tinggi, serta aktivitas yang mengaburkan prioritas besar NU dalam pendidikan, dakwah, kesehatan, dan pemberdayaan umat.

Baca juga: PBNU Bakal Kelola Tambang Batu Bara Eks Bakrie, Segini Luasnya!

“NU ini rumah besar umat. Jangan sampai terseret pada urusan yang membawa kegaduhan dan menjauhkan kita dari khittah pendirian. Kalau sebuah urusan membawa lebih banyak mudarat, maka tinggalkan. Kembalikan supaya NU fokus pada tugas-tugas sucinya,” tegasnya.

Ia juga menegaskan bahwa kemajuan NU itu terletak pada penguatan pendidikan, ekonomi kerakyatan, beasiswa, kesehatan, dan digitalisasi layanan umat, bukan dari konsesi tambang.

“Keberkahan NU itu dari ketulusan, dari amanah, dari keilmuan. Bukan dari proyek tambang. Kita bisa maju tanpa itu semua, asal tata kelola dan pelayanan ke umat diperkuat,” ujarnya.

Kepudulian kepada masa depan PBNU yang membuat Kiai Said menyampaikan hal tersebut, ia berharap agar organisasi ini kembali kepada keteduhan, kemaslahatan, dan marwah yang dijaga selama lebih dari satu abad.

(detikjatim)

[post-views]
Selaras