Palestina, mu4.co.id – Halaman Masjid Al Aqsa dipenuhi dengan aksi menyalakan lilin oleh para Yahudi radikal. Aksi tersebut diketahui sebagai bentuk peringatan hari besar atau festival cahaya orang-orang Yahudi atau dikenal Festival Hanukkah.
Melihat hal tersebut, Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat (Kemenlu) Palestina mengecam aksi Yahudi radikal itu.
Baca juga: Tentara Israel Dilaporkan Membanjiri Terowongan Hamas dengan Air Laut, Berhasilkah?
“Kementerian mengutuk serangan ekstremis ke halaman Masjid Al Aqsa, melakukan ritual Talmud, dan menyalakan lilin di halaman (Masjid Al Aqsa) pada festival cahaya Yahudi, Hanukkah.” demikian pernyataannya melalui X resmi Kemenlu Palestina, dikutip Jumat (15/12/2023).
Festival Hanukkah atau Festival Penahbisan berlangsung selama delapan hari yang pada tahun ini dimulai sejak 7 Desember 2023.
Kemenlu Palestina juga mengutuk serangan yang dilakukan pasukan pendudukan Israel pada warga sipil Palestina, tanah, properti, tempat suci hingga pemukiman di Tepi Barat termasuk wilayah Yerusalem Timur.
Dilansir The New Arab, aksi Yahudi radikal dari pemukiman Israel untuk peringatan Festival Hanukkah itu disebut sebagai aksi pertama dalam sejarah di Masjid Al Aqsa. Hal ini dianggap sebagai provokasi baru dari Israel yang mengancam status quo Kota Tua.
Informasi serupa juga diungkap oleh salah seorang pekerja di Departemen Wakaf dan Urusan Islam, badan yang bertanggung jawab atas Masjid Al Aqsa. “Hal ini akan menjadi pionir bagi pelaksanaan di masa mendatang,” kata narasumber yang enggan disebut namanya itu kepada The New Arab.
Sejak serangan memanas pada 7 Oktober 2023, polisi Israel telah membatasi masuknya umat Islam ke tempat suci tersebut. Bahkan Salat Jumat yang dulu dihadiri puluhan ribu jamaah muslim, kini hanya menarik 3.000 hingga 4.000 jemaah karena dicegat masuk oleh polisi Israel.
Meski polisi Israel hanya mengizinkan warga yang berusia lanjut (lansia) di atas 50 tahun memasuki Masjid Al Aqsa, tapi para lansia tersebut pun terkadang dilarang memasuki masjid.
Polisi Israel sering membatasi masuknya umat Islam masuk ke Masjid Al Aqsa pada pagi hari. Namun, mereka mengizinkan pemukim ekstremis Israel masuk ke dalam kompleks.
Baca juga: Majelis Umum PBB Lakukan Voting Terkait Gencatan Senjata di Gaza
Sebagai informasi, kunjungan Yahudi ke Masjid Al Aqsa masih diizinkan. Namun, gelaran ibadah bagi nonmuslim di dalam kompleks tersebut dilarang sesuai dengan status quo masjid. Status quo Masjid Al Aqsa menyatakan bahwa masjid tersebut hanya dikhususkan untuk tempat peribadatan umat Islam.
Namun, kelompok Yahudi radikal terus menyerbu Masjid Al Aqsa di bawah pengawasan polisi sejak tahun 2003. Para kelompok Yahudi radikal tersebut terus mendorong pemukim Israel untuk menyerbu Masjid Al Aqsa mengajak mereka melakukan ritual keagamaan di sana.
Sumber: detikHikmah