Jakarta, mu4.co.id – Kementerian Haji dan Umrah (Kemenhaj) menegaskan bahwa proses seleksi penyedia layanan haji 2026 dilakukan secara transparan dan akuntabel di Mekkah, Arab Saudi. Juru Bicara Kemenhaj, Ichsan Marsha, memastikan seluruh tahapan berlangsung bersih.
“Terhadap proses penyelenggaraan layanan haji oleh Kementerian Haji dan Umrah RI (Kemenhaj). Kami tegaskan bahwa seluruh proses bidding atau pemilihan penyedia layanan di Mekkah telah dilaksanakan secara transparan, berkeadilan, dan akuntabel, dengan mekanisme yang dapat diaudit serta melibatkan unsur pengawasan internal maupun pihak terkait sesuai ketentuan,” jelas Ichsan dikutip dari Inilah.com, Senin (27/10).
Ichsan Marsha menjelaskan, proses pemilihan penyedia layanan haji 2026 mengikuti regulasi pemerintah Indonesia yang disesuaikan dengan aturan Pemerintah Arab Saudi. Ia menegaskan pelaksanaannya dilakukan secara terbuka dan bekerja sama dengan otoritas terkait di Arab Saudi.
Ichsan juga mengakui bahwa sebelumnya proses ini kerap dipengaruhi pihak luar, namun tahun ini dipastikan berlangsung tanpa intervensi dan sepenuhnya bersih.
Menanggapi isu adanya mafia dalam tender haji, Ichsan Marsha mengimbau semua pihak, termasuk media, agar berhati-hati dan bertanggung jawab dalam menyebarkan informasi. Ia menekankan pentingnya menjaga akurasi agar tidak menimbulkan kesalahpahaman publik.
Menhaj Bantah Tuduhan Praktik Mafia Tender Layanan Haji 2026
Sementara itu, Menteri Haji dan Umrah Mochamad Irfan Yusuf menantang pihak yang menuduh adanya praktik mafia untuk melaporkannya ke aparat penegak hukum seperti KPK atau Kejaksaan Agung bila memiliki bukti yang valid.
Gus Irfan juga menegaskan bahwa penunjukan Rakeen Mashariq Al Mutamayizah Company For Pilgrim Service dan Albait Guests sebagai pemenang tender layanan haji 2026 telah sesuai prosedur seleksi yang berlaku. Ia membantah adanya campur tangan mafia haji maupun keterlibatan Amin Indragiri (selaku pimpinan Mashariq Dzahabiyah) dalam penentuan proyek tersebut.
Baca Juga: Kemenhaj Perketat Istitha’ah Kesehatan Jemaah Haji Sesuai Permintaan Arab Saudi
“Enggak ada (intervensi dari Amin Indragiri). Saya ada tim sendiri,” ujar Gus Irfan.
Gus Irfan juga membantah tudingan menerima imbalan atas penunjukan dua perusahaan tersebut dan menegaskan bahwa keduanya dipilih semata untuk kepentingan jemaah haji.
Ia mengakui mengenal Amin Indragiri yang merupakan pimpinan salah satu perusahaan pemenang tender. Namun, Irfan menegaskan bahwa pertemuannya dengan Amin terjadi setelah proses seleksi dan penetapan pemenang selesai.
Ia menjelaskan, pertemuan tersebut berlangsung di Kantor Urusan Haji bersama Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) dan tim terkait untuk membahas koordinasi, bukan pertemuan tertutup.
(Inilah.com)













