Media Utama Terpercaya

7 Juni 2025, 12:21
Search

Kemenag Tunda Skema Tanazul, Kenapa?

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Tenda haji
Tenda jemaah haji Indonesia. [Foto: HIMPUH]

Arab Saudi, mu4.co.id – Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH), Muchlis M. Hanafi, mengungkap Kementerian Agama menunda penerapan skema tanazul Mina untuk tahun ini, mengikuti keputusan dari Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi yang menyebut skema tersebut akan diterapkan mulai tahun depan, sehingga seluruh jemaah haji Indonesia menjalani mabit penuh di Mina tahun ini.

“Berdasarkan hasil evaluasi dan koordinasi dengan para pemangku kepentingan di Arab Saudi, Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi memutuskan bahwa pelaksanaan tanazul ditunda ke musim haji tahun-tahun mendatang, untuk dipersiapkan dengan lebih matang,” ungkap Muchlis, dikutip dari detik news, Kamis (5/6).

Skema tanazul awalnya direncanakan diterapkan pada haji 1446 H/2025 M untuk mempermudah ibadah jemaah, terutama lansia, disabilitas, dan yang berisiko tinggi. Program ini ditetapkan melalui Keputusan Dirjen PHU No. 137 Tahun 2025. Namun menurut Muchlis, penundaannya dilakukan demi menjaga keselamatan jemaah.

“Kami memahami bahwa pembatalan yang mendadak ini mungkin menimbulkan ketidaknyamanan bagi sebagian jemaah. Namun ini adalah langkah terbaik yang diambil demi menjaga keselamatan seluruh jemaah,” ungkapnya.

Ia menegaskan bahwa seluruh jemaah tetap menjalani rangkaian ibadah di Mina, termasuk mabit dan lempar jumrah, dan baru kembali ke Makkah setelah menyelesaikan jumrah sesuai jadwal masing-masing.

Baca Juga: Jemaah Haji Indonesia Bakal Terapkan Murur dan Tanazul, Bagaimana Hukumnya?

“Kepatuhan terhadap ketentuan ini merupakan bagian dari komitmen bersama dalam menjaga keselamatan, kenyamanan, dan kekhusyukan ibadah jemaah haji Indonesia,” ucapnya.

Ketua Amirul Hajj sekaligus Menteri Agama, Nasaruddin Umar, merespons keputusan Arab Saudi yang menunda pelaksanaan tanazul massal tahun ini.

“Beliau menteri urusan haji (Arab Saudi) membayangkan lebih dari 30 ribu akan melakukan tanazul bersamaan, juga semua negara akan melakukan seperti itu, maka dikhawatirkan akan terjadi pemadatan jalanan dan takutnya nanti kalau ada chaos segala malam, jadi mencegah segala sesuatu bisa terjadi,” ujar Nasaruddin.

Menag meyakini keputusan Arab Saudi merupakan yang terbaik, mengingat potensi risiko saat tanazul. Sebab, jemaah dari negara lain seperti India dan Pakistan juga berebut waktu lempar jumrah yang afdhol, dan kondisi fisik mereka yang lebih besar bisa membahayakan jemaah Indonesia.

“Maka, pemerintah Saudi Arabia tengah malam tadi memutuskan tidak ada tanazul, tetapi berdiam di tenda. Setelah kami hitung-hitung, memang jadi isu internasional juga kan rata-rata mereka, semua negara itu akan tanazul,” tuturnya.

(Detik news, Liputan6)

[post-views]
Selaras