Jakarta, mu4.co.id – Setelah mengkritik kualitas visual film animasi Merah Putih One For All yang dianggap tidak memenuhi ekspektasi, kini netizen Indonesia menemukan kejanggalan lain dalam film animasi yang dikerjakan dalam waktu kurang dari satu bulan itu.
Dikatakan bahwa asset karakter tokoh dalam animasi yang menelan biaya produksi hingga Rp 6,7 miliar itu diambil dari karya milik orang. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang mengkritik film yang disebut akan tayang perdana serentak di bioskop Indonesia pada 14 Agustus 2025.
“Masih terkait Merah Putih – One for All, ternyata mereka banyak yang ngambil (modif) model dari reallusion. Bruh, untuk animasi yang tayang di layar lebar, jadiin aset orang buat karakter penting itu kek gimana gitu,” tulis salah satu warganet, Ahad (10/08/2025).
Baca juga: Film Animasi “Merah Putih: One For All” Menyambut HUT ke-80 RI Jadi Sorotan, Tuai Kritik Warganet!
Untuk diketahui, dugaan tersebut muncul berawal dari seorang seniman 3D asal Pakistan bernama Junaid Miran yang menduga tim produksi Merah Putih: One For All memakai karakter buatannya tanpa izin darinya. Ia bahkan menyebut ada setidaknya enam karakter yang diduga diambil oleh tim produksi film tersebut.
Miran mempersoalkan hal itu karena tidak menerima bayaran maupun apresiasi. “Saya seniman yang membuat semua karakter ini. Jadi, apakah saya dibayar dan mendapat kredit atau tidak?” ujarnya, Ahad (10/08/2025).
Komentar itu pun kemudian viral hingga mendapatkan balasan dari netizen. Miran pun akhirnya buka suara lewat kolom komentar kanal pribadinya, dan berterima kasih atas semua apresiasi dari netizen Indonesia.
“Indonesia, terima kasih atas apresiasinya! Untuk menjawab pertanyaan yang paling sering muncul: Tidak. Tidak ada satu pun dari tim produksi yang menghubungi saya atau memberikan saya kredit atas penggunaan karakter saya sebagai tokoh utama dalam film,” pungkasnya, Senin (11/08/2025).
Menanggapi hal tersebut, sutradara sekaligus produser eksekutif Merah Putih: One for All, Endiarto, menyebutkan bahwa visual di film ini adalah hasil kerja tim animator yang terlibat. Ia menilai itu hal wajar di dunia kreatif.
“Kalau pun itu mirip, kan gak bisa kita patok. Dunia itu luas, kalau ada kemiripan ya sah-sah saja,” ujarnya, Senin (11/08/2025).
(suara.com, cnnindonesia.com)