Media Berkemajuan

22 November 2024, 00:56

Kampanye Boikot Produk Israel, 5 Perusahaan Saham Ini Anjlok! Apa Saja?

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Saham Fluktuatif [Foto: idxchannel.com]

Jakarta, mu4.co.id – Serangan yang dilancarkan Israel ke jalur Gaza Palestina menewaskan banyak korban jiwa. Hal tersebut membuat warga dunia mengutuk aksi Israel yang menyerang Palestina. Salah satu cara warga untuk memboikot Israel adalah dengan tidak membeli produk-produknya.

Kampanye untuk memboikot perusahaan-perusahaan yang mendukung atau memberikan sumbangan besar kepada Israel, telah memberikan dampak pada harga saham di beberapa korporasi besar di bursa Amerika Serikat (AS).

Warga dunia ramai boikot brand merk terkenal dari Israel [Foto: tribunnews.com]

Diketahui menurut analisis dari Daily News Egypt, kampanye ini dimulai pada tanggal 10 Oktober 2023 kemarin, di kalangan pengguna media sosial.

Baca juga: Negara Mana Saja di Asia Yang Mendukung Israel?

Lantas perusahaan apa saja yang mengalami penurunan saham?

  1. PepsiCo, yang memiliki merek seperti Pepsi, Chipsy, Dunkin’ Donuts, dan lainnya, turun ke level terendah sejak November 2021 pada 12 Oktober, mencapai US$157,9 per saham. Pepsi diperdagangkan pada harga US$164,3 per saham pada 10 Oktober hari pertama boikot. Sahamnya sedikit pulih dan ditutup pada US$164,87 per 01 November 2023.
  2. Walt Disney, yang memiliki Disney Channel dan bisnis hiburan lainnya. Saham Walt Disney turun 0,59% pada 12 Oktober, mencapai US$83,1 per saham. Pada perdagangan per 01 November 2023 pun, saham Disney kembali turun ke harga US$81,07 per saham.
  3. McDonald’s, yang terkenal dengan restoran fast food. Sahamnya telah jatuh ke level terendah sejak 27 Oktober 2022, yang mencapai rekor terendah US$245,5 per saham pada 12 Oktober dan terus menurun hingga sesi perdagangan Selasa (31/10/2023). Saham McDonald’s kemudian menunjukkan beberapa tanda pemulihan dan ditutup pada US$261,97 per 01 November 2023.
  4. Starbucks, perusahaan kopi dan jaringan kedai kopi global ini juga terkena dampak akan kampanye boikot, namun tidak sebesar perusahaan lain. Saham Starbucks turun menjadi US$91,4 per saham pada 12 Oktober, yang merupakan harga terendah sejak boikot dimulai. Namun saham Starbucks kemudian naik menjadi US$94 per saham pada 19 Oktober. Meski begitu, SBUX kembali ditutup melemah ke harga US$91,35 per saham pada perdagangan per 01 November 2023.
  5. Netflix, jaringan televisi internet ini juga mengalami volatilitas akibat kampanye boikot. Saham Netflix mencapai harga terendah sejak Mei 2023 pada 18 Oktober mencapai US$346,5 per saham. Mereka kemudian bangkit kembali ke US$420,19 per saham pada akhir sesi perdagangan per 01 November 2023.

Dampak dari kampanye boikot ini mengingatkan perusahaan-perusahaan untuk mempertimbangkan kembali posisi dan dukungannya terhadap isu-isu politik yang sensitif.

Seiring berjalannya waktu, akan menarik untuk melihat apakah perusahaan-perusahaan ini akan merespons dengan mengubah sikap mereka atau mempertahankan posisi saat ini di pasar global.

Sumber: cnbcindonesia.com

[post-views]
Selaras