Media Berkemajuan

3 Desember 2024, 23:14

Kajian Parenting Nasyiatul ‘Aisyiyah, Upaya Mempersiapkan Generasi Penerus Terbaik!

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Foto Bersama Kajian Parenting PCNA Banjarmasin 4 di Masjid Al-Jihad Banjarmasin [28/10/2023] [Foto:mu4.co.id]

Banjarmasin, mu4.co.id – Dengan mengangkat tema “Mencegah Stunting Sebelum Genting” yang disampaikan oleh Hj. Mushpyanti Chalida Puteri, S.ST, M.Pd dan Dr. dr. Siti Wasilah, M.Si, Med, Pimpinan Cabang Nasyiatul ‘Aisyiyah PCNA Banjarmasin 4 melaksanakan kajian parenting pada Sabtu (28/10/2023).

Ilmu Parenting atau pola asuh adalah perihal bagaimana cara mengasuh, memberi kasih sayang, merawat, dan mendidik anak dengan cara yang baik dan benar secara Islami, memberikan anak perlindungan, dan memberi nafkah (salah satunya dengan memberikan makanan yang bergizi atau asupan nutrisi sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan), serta memberi kasih sayang.

Sedangkan, stunting merupakan kondisi gagal tumbuh anak karena kurang gizi dalam jangka waktu yang lama, ditambah dengan penyakit infeksi berulang, yang rentan terjadi di 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan) anak, yaitu mulai saat dalam kandungan hingga bayi usia 2 tahun. Dengan ciri-ciri yaitu, ditandai dengan kurangnya tinggi dan berat badan anak apabila dibandingkan dengan anak-anak seusianya, serta sering sakit.

Peserta terlihat antusias saat mengikuti Kajian Parenting [Foto: mu4.co.id]

Akibat dari kekurangan gizi pada 1000 HPK tersebut adalah dapat menyebabkan kecerdasan anak lambat, sehingga mengganggu proses belajar dan menurunkan prestasinya, yang bersifat permanen dan sulit untuk diperbaiki, terutama setelah anak mencapai usia 2 tahun.

Meski tidak semua anak yang pendek dikatakan stunting, tetapi anak yang mengalami stunting sudah pasti lebih pendek dari anak seusianya. Karena, sederet penilaian membuktikan bahwa apakah anak tersebut stunting atau tidak yaitu dengan disertai ciri-ciri sebelumnya, sedangkan jika tidak disertai dengan ciri-ciri tersebut, berarti belum tentu anak yang bertubuh pendek mengalami stunting.

Penyebab stunting diantaranya yaitu kurangnya nutrisi ibu hamil hingga usia bayi 2 tahun, serta akibat dari pernikahan dini, dengan faktor pendukung yaitu berat badan bayi yang lahir rendah (kehamilan cukup bulan namun beratnya kurang dari 2500 gram).

Baca juga: Ternyata Pemberian Susu Kental Manis dan Bubur Nasi Menyebabkan Balita Stunting

“Jadi apabila anak-anak dibawah umur menikah, maka ia sudah memberikan cikal bakal stunting di rahimnya. Makanya besar-besaran kita perangi dan atasi stunting, karena khawatirnya kita akan meninggalkan generasi selanjutnya yang mempunyai tingkat kecerdasan rendah,” ucap Hj. Mushpyanti Chalida Puteri, S.ST, M.Pd.

Pencegahan stunting harus dicegah sejak dalam kandungan, “Pertumbuhan anak terbaik itu adalah di 3 bulan pertama kehamilan, karena pada saat itulah otak anak sedang dibentuk, dan di saat itu juga otak anak memerlukan banyak protein, “tambahnya Mushpyanti.

Hj. Mushpyanti Chalida Puteri saat menyampaikan materi [Foto: mu4.co.id]

Jadi pencegahan stunting diantaranya yaitu, memenuhi kebutuhan gizi anak pada 1.000 hari awal kehidupan anak, dengan memberikan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif pada bayi hingga usia 6 bulan, karena dengan ASI anak akan punya daya tahan tubuh yang kuat dan tidak gampang sakit, dibandingkan dengan susu formula.

Selanjutnya, pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) di atas 6 bulan yang begizi dengan kaya akan protein hewani, pengasuhan yang benar, terus memantau tumbuh kembang anak seperti rutin mengukur tinggi dan berat badan anak dan memberikan imunisasi dengan membawa ke posyandu secara berkala agar bisa mendeteksi secara cepat dan konsultasi serta dapat memberikan pengetahuan kepada para ibu.

Disamping itu, bagaimana cara menumbuhkan habit atau kebiasaan aturan pola makan yang baik pada anak juga penting untuk diperhatikan oleh para orang tua, salah satunya yaitu makan bersama dengan keluarga.

Baca juga: Terus Berupaya Perangi Stunting, ‘Aisyiyah Raih Penghargaan BKKBN

Dr. dr. Siti Wasilah, M.Si, Med mengatakan, “Sekarang banyak anak-anak yang makan sambil nonton TV atau gadget, anaknya tenang ibunya nyaman, tapi jangan sampai sekarang kita nyaman dengan hal seperti itu, karena ia sudah terbiasa sehingga nantinya anak tersebut akan susah untuk diatur. Jika anak sudah susah diatur yang salah siapa? Yang salah kita sendiri.”

Selain itu, untuk menumbuhkan habit atau kebiasaan pola makan yang baik pada anak itu dimulai dari orang tua nya sendiri, “Jadi caranya memang harus dari kita yang mencontohkan, misal ibunya mau anaknya suka sayur, ibunya harus mencontohkan kepada anaknya tersebut, agar si anak dapat mencontoh. Itulah pentingnya komunikasi dengan anak,” tambah Siti Wasilah.

Siti Wasilah saat menyampaikan materi [Foto: mu4.co.id]

Pemerintah Kota Banjarmasin sendiri mempunyai program unggulan yaitu “Kota Kita Ramah Keluarga” Melalui Tim Pendamping Keluarga (TPK) Stunting yang di targetkan untuk keluarga yang usia pernikahannya dibawah 3 tahun dan keluarga yang mempunyai anak remaja untuk menyiapkan pencegahan stunting.

“Tujuan dari program tersebut yaitu agar para orang tua bisa paham bagaimana cara mengasuh anak, mempunyai pola makan yang baik, komunikasi kepada anak remaja yang baik, agar anak tersebut terjaga pergaulannya, bersemangat untuk bersekolah, dan memahami usia untuk anak menikah.”

“Dan melalui TPK ini harapannya pola asuh yang baik, sedikit banyaknya bisa membantu dan tersebar diantara keluarga-keluarga yang ada di Kota Banjarmasin. Kita bersama-sama mendukung pemerintah untuk menangani dan mencegah stunting” tutup Ibu Walikota Banjarmasin dalam penyampaian materinya pada Kajian Parenting PCNA Banjarmasin 4 di Masjid Al-Jihad Banjarmasin, Sabtu (28/10/2023).

Baca juga: Kajian Parenting PCNA Banjarmasin 4, Hadirkan Seluruh Kepsek Dan Guru TK ABA Se-Kota Banjarmasin

[post-views]
Selaras