Jambi, mu4.co.id – Kota Jambi diselimuti kabut asap pekat hingga berdampak pada jarak pandang yang hanya berkisar 600 meter.
“Jarak pandang atau visibility dari pantauan bandara Sultan Thaha Jambi ini hanya berkisar 600 meter pada pukul 08.30 WIB, ” kata Executive General Manager Bandara Sultan Thaha Jambi, Suswanto dikutip dari detikSumbagsel, Rabu (18/10).
Kondisi kabut asap ini mengganggu penerbangan di Bandara Sultan Thaha Jambi. Menurut Siswanto sejauh ini kondisi penerbangan masih dalam kategori aman lantaran belum ada keberangkatan.
Baca juga: Kabut Asap Makin Tebal, Aktivitas Penerbangan di Jambi Terganggu
“Kalau sampai saat ini masih aman belum ada berdampak karena pesawat yang landing di Jambi di atas jam 10.00 WIB. Semoga jam 10.00 WIB ke atas asap sudah mulai pecah tidak sepekat ini,” ujar Siswanto.
Kabut asap juga membuat udara berada dalam kategori memburuk dan rentan mengganggu kondisi pernapasan warga.
Bahkan, kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terasa menyengat dihirup oleh warga. Kondisi asap itu dikeluhkan oleh para warga.
“Sesak napas rasanya asap pekat lagi. Sudah hampir 2 bulan lamanya kabut asap ini menyelimuti Jambi,” kata Supriatun warga Kota Jambi.
Di usia 57 tahun ini, Supriatun sangat merasakan sekali dampak kabut asap itu. Selain yang rentan atas udara yang tidak sehat ini kabut asap juga bikin mata terasa perih.
Baca juga: Karhutla Indonesia Sebabkan Kabut Asap Hingga Diprotes Negara Tetangga
“Mana sudah lama tidak turun hujan, hujan yang turun dua pekan lalu itu juga hujan buatan, mana sebentar cuman hilangin bau asap, habis itu muncul lagi kabut asap nya,” keluh Supriatun.
Hingga kini kabut asap masih menyelimuti Jambi karena kondisi cuaca yang panas dan kemarau panjang. Bahkan udara yang panas itu juga membuat jumlah titik hotspot meningkat yang mana selama 3 hari saja total keseluruhan titik hotspot di Jambi mencapai 400 titik berdasarkan data BMKG Jambi.
