Media Berkemajuan

17 Oktober 2024, 23:31

Jadi Raja Beras Dunia, Inilah Strategi India 

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
India raja beras. [Foto: koransulindo.com]

Jakarta, mu4.co.id – Sebagai negara yang menyumbang lebih dari 40% ekspor beras dunia, ternyata India memiliki strategi yang sama persis dengan Indonesia saat di masa orde baru pada sektor pertaniannya.

Usai bertandang dari India, Menteri Perdagangan Zulkfili Hasan mengatakan rahasia dari kesuksesan negara tersebut.

“India 1,4 miliar orang bisa surplus, lebih. Saya tanya Kementerian Perdagangannya, semua pakai koperasi, gak konglomerasi, seluruh pertanian koperasi. Pupuk dia gak pakai pabrik pupuk kaya kita tapi pupuk dibuat oleh koperasi-koperasi, tapi penelitian oleh pemerintah. Pupuk pakai pil segini bisa untuk 2 hektare dikasih air, diproduksi koperasi-koperasi,” kata Zulhas dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Kamis (4/9/2023) dikutip dari cnbcindonesia.com.

Melihat kebijakan yang diambil India demi mengamankan stok serta menghindari penipisan stok pangan dalam negeri, Zulhas pun mengingat kebijakan itu seperti metode Indonesia dalam masa orde baru atau zaman Soeharto.

Baca juga: Dinas Pertanian Siapkan Strategi Hadapi El Nino di Pertanian HST

“Tapi kebijakan gak ada yang ambigu, pokoknya petani disubsidi habis-habisan. Semua pupuk, bunga semua gak ada tawar, untuk dalam negeri (soal) makan mereka habis-habisan, kira-kira seperti orde baru irigasi pupuk. Kita kan pupuk diatur terlalu banyak, begitu sawah perlu pupuk petani pupuknya gak ada, kalau panen pupuknya ada. (Masalah) ini gak kelar-kelar,” sebut Zulhas.

Tak hanya India, negara ASEAN lainnya seperti Vietnam juga menjadi negara yang surplus dalam pertanian, khususnya beras. Salah satu kunci kesuksesannya adalah keseriusan pemerintah dalam mengembangkan pertanian.

“Di Vietnam tanah pertanian lebih tinggi dari Taman Nasional. Jadi pertanian gak boleh jadi perumahan, pabrik, kalau sudah sawah gak boleh diubah-ubah selamanya. Kita ada undang-undang tapi ya masih gitu aja. Kalau kita serius bisa,” sebut Zulhas.

Baca juga: Agustus Diprediksi Puncak El Nino. Waspadai Berbagai Aspek!

Namun, Indonesia tidak bisa lagi terlalu menggantungkan diri terhadap impor dari negara lain. Pasalnya, masing-masing negara tengah mengetatkan kebijakan ekspor demi mengamankan stok dalam negeri. Faktor El Nino juga menjadi pertimbangan lain.

“Vietnam kurangi tanam berasnya karena El Nino kering, padi banyak makan air, jadi tanam padi (awalnya) 2 musim jadi 1 musim karena surplus,” ungkap Zulhas.

Sumber: cnbcindonesia.com

[post-views]
Selaras