Media Utama Terpercaya

8 November 2025, 07:13
Search

Jadi Korban, Ustaz Khalid Basalamah Ungkap Telah Serahkan Bukti Berupa Uang Terkait Kasus Kuota Haji ke KPK

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Ustaz Khalid Basalamah
Ustaz Khalid Basalamah. [Foto: tangkapan layar]

Jakarta, mu4.co.id – KPK mengonfirmasi bahwa Pemilik Uhud Tour, Khalid Zeed Abdullah Basalamah, telah mengembalikan sejumlah uang terkait dugaan korupsi kuota dan penyelenggaraan haji 2023-2024 di Kementerian Agama.

“Benar (ada pengembalian uang),” ungkap Ketua KPK Setyo Budiyanto dikutip dari KPK, Selasa (16/9).

Setyo belum merinci jumlah uang yang diserahkan Khalid. Namun, Setyo menegaskan bahwa dana yang dikembalikan itu berasal dari hasil penjualan kuota haji.

“Tentunya ini terkait dengan penjualan kuota ibadah haji yang dilakukan oleh saudara Ustaz KB melalui biro perjalanannya,” ujar Setyo.

Baca Juga: Ustaz Khalid Basalamah Diperiksa Jadi Saksi Kasus Korupsi Kouta Haji. Sebut Korban Travel!

Sebelumnya, Ustaz Khalid Basalamah mengungkap pengembalian uang tersebut. Ia menyampaikan hal itu dalam sebuah podcast, bahwa dirinya telah menyerahkan dana kepada KPK.

“Teman-teman KPK sudah saya sampaikan semua ini. Mereka bilang, ‘Ustaz, yang ini 4.500 kali sekian jemaah kembalikan ke negara, Ustaz.’ Oke. Yang 37 ribu juga dikembalikan ke negara,” ungkap Khalid dalam tayangan video podcast YouTube di channel Kasisolusi.

Khalid menjelaskan dana yang dipungut dari jemaah mencapai USD4.500 × 118 orang ditambah USD 37.000, dan seluruhnya telah dikembalikan ke KPK.

Awalnya para jemaah berangkat melalui jalur furoda dengan seluruh biaya visa, hotel, hingga transportasi sudah dibayarkan. Namun, PT Muhibbah menawarkan kuota tambahan 2.000 visa dengan janji maktab eksklusif dekat Jamarat. Jemaah diminta membayar tambahan USD 4.500 per visa di luar biaya maktab.

Baca Juga: KPK Panggil Ustaz Khalid Basalamah, Ini Alasannya!

Menurut Khalid, Ibnu Mas’ud meyakinkannya bahwa visa tersebut resmi, bahkan disebut bisa mendapat maktab VIP. Karena penjelasan itu, Khalid mengaku tertarik dan akhirnya membawa jemaahnya beralih ke jalur tersebut.

“Ditawarkanlah di selembaran kertas itu maktab VIP zona A, zona B. Nah, maktab ini memang yang menarik buat kami karena maktab Furoda itu jauh sehingga ini bisa menjadi nilai plus selama visa itu resmi, kemudian tidak melanggar peraturan ya, kami pahami itu berarti legal terus kemudian dapat maktab VIP ini maktab VIP menarik nih karena dekat sekali sama jamarat maktab VIP itu biasanya di sana dikenal dengan zona biru waktu itu,” jelas Khalid.

Pada akhirnya, fasilitas yang dijanjikan tidak sesuai. Maktab yang semula dijanjikan nomor 111 dipindah ke 115, bahkan tenda untuk jemaah sudah ditempati pihak lain sehingga rombongan harus berpindah lagi.

Belakangan terungkap, visa kuota tersebut seharusnya gratis, tetapi jemaah tetap dipungut biaya USD 4.500 per orang. Bahkan, 37 jemaah diminta tambahan USD 1.000 agar visa mereka segera diproses.

(Kompas, detiknews)

[post-views]
Selaras