Gaza, mu4.co.id – Israel kembali melancarkan serangan besar-besaran di Jalur Gaza, yang menewaskan setidaknya 232 orang, termasuk wanita dan anak-anak, berdasarkan laporan Al Jazeera, Selasa (18/03/2025).
Saksi mata dan warga Gaza menganggap serangan tersebut menjadi yang terbesar sejak gencatan senjata berlaku pada 19 Januari lalu.
Terkait hal tersebut, Hamas pun merespon seraya menyebut bahwa Israel memutuskan untuk mengorbankan sanderanya dengan meluncurkan kembali operasi militer tersebut, dan telah menghancurkan periode tenang sejak gencatan senjata bulan Januari.
“Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan pemerintahan ekstremisnya telah memutuskan untuk membatalkan perjanjian gencatan senjata,” kata Pejabat Hamas, Izzat al-Rishq, dalam sebuah pernyataan.
Baca juga: Usai Gencatan Senjata Tahap Pertama Berakhir, Israel Kembali Serang Gaza
“Keputusan Netanyahu untuk memulai kembali perang adalah keputusan untuk mengorbankan tahanan pendudukan dan menjatuhkan hukuman mati kepada mereka,” sambungnya.
Sementara itu, Israel menyebut bahwa operasi tersebut diperintahkan setelah Hamas berulang kali menolak untuk membebaskan sandera. Dimana Hamas disebut menolak semua usulan Utusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Steve Witkoff.
Seorang pejabat Israel mengatakan operasi militer akan berlanjut selama diperlukan. Ia memperkirakan operasi akan meluas dengan serangan udara.
“Israel mulai sekarang, bertindak melawan Hamas dengan meningkatkan kekuatan militer,” kata pernyataan kantor Netanyahu.
(spiritofaqsa.or.id, cnbcindonesia.com)
