Suriah, mu4.co.id – Militer Israel meluncurkan serangan udara ke Kementerian Pertahanan Suriah dan area sekitar Istana Presiden di Damaskus, sebagai bagian dari operasi lanjutan terhadap pasukan Suriah di Kota Suwayda, Suriah bagian selatan, dan menyerang ibu kota, pada Rabu (16/7).
“Beberapa waktu lalu, (militer Israel) menyerang pintu masuk markas militer rezim Suriah di wilayah Damaskus di Suriah,” demikian pernyataan dari tentara Israel setelah serangan pertama, dilansir dari Tempo, Jum’at (18/7).
Kantor berita Suriah SANA melaporkan adanya korban jiwa akibat serangan Israel di Damaskus, namun jumlahnya tidak disebutkan.
Baca Juga: Kapal Milik Perusahaan Inggris Diserang Israel di Wilayah Yaman, Ini Alasannya!
Serangan ini terjadi setelah Israel mengancam akan meningkatkan tekanan militer jika pasukan Suriah tidak ditarik dari selatan, wilayah yang baru-baru ini dilanda bentrokan mematikan antara suku Druze dan Badui, dan menewaskan ratusan orang.
Netanyahu mengatakan militer Israel sedang berupaya “menyelamatkan saudara-saudara Druze kami dan melenyapkan geng-geng rezim”.
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menyampaikan pernyataan di media sosial X, disertai video yang menunjukkan seorang presenter Suriah berlindung saat ledakan besar terjadi di pusat Damaskus.
“Pemukulan yang menyakitkan pun dimulai” tulisnya.
Israel Juga Serang Lebanon
Selain itu, militer Israel juga menargetkan pasukan elite Radwan dari Hizbullah dalam serangan terbarunya di Lebanon, meskipun saat ini tengah berlangsung gencatan senjata antara Israel dan kelompok yang didukung Iran tersebut.
Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan bahwa serangan udara Israel di Bekaa dan Baalbek-Hermel menewaskan 12 orang dan melukai 12 lainnya, dengan seluruh korban tewas berada di Wadi Fara, distrik Baalbek. Serangan itu disebut menargetkan kamp pengungsi Suriah.
Hizbullah mengecam keras serangan tersebut sebagai eskalasi besar dan mendesak pemerintah Lebanon untuk segera bertindak tegas demi menegakkan gencatan senjata.
Meskipun ada kesepakatan gencatan senjata sejak November 2024, Israel terus melancarkan serangan ke Lebanon, menyusul konflik berkepanjangan dan perang dua bulan yang telah melemahkan Hizbullah.
(Tempo, Republika)