Media Berkemajuan

15 Mei 2025, 05:39
Search

Inovasi Baru, Umsida Ciptakan AC Mobil Tanpa Freon, Jadi Lebih Ramah Lingkungan

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Ac Mobil ramah lingkungan
Umsida Ciptakan AC Mobil Tanpa Freon [Foto: umsida.ac.id]

Sidoarjo, mu4.co.id – Tim peneliti Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) menciptakan inovasi baru yaitu sistem pendingin (AC) mobil tanpa freon, yang diharapkan dapat menjadi alternatif pendingin kendaraan yang lebih ramah lingkungan, hemat energi, dan praktis.

Untuk diketahui, Freon sendiri merupakan bahan utama sistem pendingin pada mobil konvensional yang selama ini digunakan secara luas di industri otomotif. Namun, zat tersebut ternyata memberikan dampak negatif terhadap lingkungan karena kontribusinya terhadap pemanasan global dan kerusakan lapisan ozon.

“Selama ini, sistem AC pada mobil masih mengandalkan freon, yang termasuk golongan senyawa CFC (chlorofluorocarbon). Sayangnya, senyawa ini sangat berbahaya bagi lingkungan karena bisa merusak lapisan ozon dan mempercepat efek rumah kaca,” ujar Ketua tim peneliti, Jamaaluddin, Kamis (10/04/2025).

Tak hanya itu, penggunaan freon juga dinilai tidak efisien karena sistemnya kompleks, boros energi, dan mahal dalam perawatan. Oleh sebab itu, muncul kebutuhan akan solusi alternatif yang lebih sederhana, aman, dan berkelanjutan, yaitu dengan Elemen Peltier yang mampu menghasilkan efek pendinginan langsung saat dialiri arus listrik. Tidak membutuhkan kompresor, tidak ada zat kimia, dan sangat efisien untuk kendaraan kecil.

Hasil riset itupun dipublikasikan dalam Jurnal CYCLOTRON Vol. 2 No. 1 Tahun 2019, dan menjadi salah satu bentuk kontribusi ilmiah terhadap pengembangan teknologi transportasi yang lebih ramah lingkungan, hemat energi, dan aplikatif. Peneliti-peneliti tersebut diantaranya yaitu Dr. Ir. Jamaaluddin, MM, Ir. Dwi Hadidjaja Rasjid Saputra, MT, dan Ahmad Bahruddin.

Baca juga: Muhammadiyah Luncurkan ACMU, Ada Pengingat Waktu Shalat

Sistem tersebut menggunakan Arduino Nano sebagai otak pengendali, yang dapat dikendalikan secara otomatis dari aplikasi Android melalui modul Bluetooth HC-05. Sensor suhu LM35 mendeteksi temperatur dalam kabin mobil dan membandingkannya dengan suhu target yang diatur pengguna. Jika suhu aktual lebih tinggi, maka sistem otomatis menyalakan elemen Peltier dan kipas pendingin melalui relay.

“Pengguna cukup mengatur suhu lewat smartphone, lalu sistem akan bekerja otomatis. Jika suhu ideal sudah tercapai, maka sistem akan berhenti sendiri agar hemat energi,” jelas Ahmad Bahruddin.

Tidak hanya itu, sistem itu juga dilengkapi kipas pendingin untuk menjaga suhu sisi panas elemen Peltier agar tetap stabil, menjamin kinerja tetap optimal. Dalam uji coba, suhu dalam ruang miniatur mobil berhasil diturunkan dari 40°C menjadi 27,9°C hanya dalam waktu sekitar 15 menit.

Dengan begitu, sistem itu tidak menggunakan komponen bergerak seperti kompresor, tidak ada risiko kebocoran freon, serta bebas dari bahan kimia berbahaya, yang membuat teknologi pendingin ini lebih aman, ramah lingkungan, dan minim perawatan.

“Kami percaya, sistem pendingin berbasis Peltier ini dapat menjadi pelengkap atau bahkan pengganti sistem AC konvensional, terutama pada mobil listrik, kabin alat berat, kontainer makanan portable, atau bahkan ruang kecil seperti bilik kerja mobile,” ujar Jamaaluddin.

Inovasi ini juga sejalan dengan komitmen Umsida dalam mengembangkan teknologi aplikatif yang menjawab tantangan masa depan. “Kami tidak hanya ingin berinovasi, tapi juga menghadirkan solusi nyata untuk lingkungan yang lebih baik,” pungkasnya.
(majelistabligh.id)

[post-views]
Selaras