Banjarmasin, mu4.co.id – Festival Jukung Hias Tanglong merupakan salah satu rangkaian dalam Perayaan Hari Jadi Kota Banjarmasin ke-497 yang berlangsung di Siring Menara Pandang Banjarmasin, pada Sabtu malam 23 September 2023.
Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata (Disbudporapar) Madyan, menyampaikan festival jukung hias tanglong dalam festival Kemilau Banjamasin Bungas merupakan agenda tahunan yang dilaksanakan untuk memeriahkan hari jadi Kota Banjarmasin, sekaligus upaya untuk mengangkat dan memperkenalkan budaya serta wisata sungai di Kota Banjarmasin.
Baca juga: Salma Idol Bakal Meriahkan Hari Jadi ke-497 Kota Banjarmasin, Catat Tanggalnya!
Dalam Festival Jukung Hias Tanglong ini, peserta dibagi menjadi 2 kategori, yaitu perahu tidak bermesin (jukung) dan perahu bermesin (kelotok), untuk memperebutkan hadiah sebesar Rp 94 juta untuk juara satu, dua, dan tiga, serta dua juara favorit.
Madyan melaporkan total peserta yang mengikuti festival ini berjumlah sebanyak 39 peserta, yang terdiri dari 16 jukung dan 23 kelotok yang diikuti dari berbagai kalangan yaitu dari SKPD kecamatan, perusahaan daerah, perusahaan swasta, komunitas dan dari masyarakat umum.
Masing-masing peserta pada festival ini menghiasi perahunya seindah mungkin. Dan, disesuaikan dengan tema yang ditentukan panitia. Para peserta melakukan parade di sungai yang membelah kota Banjarmasin dan turut disaksikan ribuan warga kota Banjarmasin pada festival tersebut.
Pengumuman pemenang Festival Jukung Hias Tanglong dalam rangka HUT Kota Banjarmasin ini, juga diumumkan langsung pada malam tersebut.
Dengan menghasilkan pemenang yaitu, Hj Masitah (Acil Jukung) nomor peserta 23 sebagai juara 1 untuk kategori jukung. Dan Irwan Syahbana (ShifArt), nomor peserta 13 sebagai juara 1 untuk kategori kelotok.
Masitah asal Paku Alam, Lok Baintan, Kabupaten Banjar, juara satu pemenang dalam kategori jukung ia mengatakan untuk menjadi juara, ia harus membuat sejak 2 pekan sebelumnya. Ia mengerjakannya sendiri dan dibantu oleh sang suami. Konsepnya, yakni Pasar Terapung Siring Tendean dan Menara Pandang Banjarmasin.
“Dikerjakan pelan-pelan. Modalnya lebih dari Rp 1 juta. Kalau dengan miniatur buah dan berlampu, lebih mahal lagi. Memang yang mahal itu lampu,” jelasnya.
Ia mengaku sudah sering ikut lomba, dan menjadi juara bukan kali pertama ini. “Menang sering. Kalah juga sering,” jelasnya.
Sumber: banjarmasinpost.co.id, kalimantanpost.com