Media Berkemajuan

18 Desember 2024, 10:09

Ini Keluhan Jemaah Haji Indonesia 2023 yang Diterima Timwas DPR

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily [Foto: jurnas.com]

Arab Saudi, mu4.co.id – Sejumlah permasalahan didapati dalam pelaksanaan haji tahun ini. Anggota Tim Pengawas (Timwas) Haji DPR RI Ace Hasan Syadzily membeberkan beberapa temuan terutama layanan saat puncak ibadah haji.

Hal pertama yang dikritisi adalah mashariq atau perusahaan penyedia layanan haji dari Arab Saudi. Wakil Ketua Komisi VIII DPR itu menilai mashariq itu tidak memenuhi komitmen selama di Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Terutama soal kapasitas tenda dan kamar mandi.

“Kami banyak menemukan jemaah yang tidak tertampung dalam tenda di Mina. Termasuk kapasitas kamar mandi yang jauh dari kebutuhan jemaah haji Indonesia,” kata Ace Hasan di Makkah, Arab Saudi, dalam rilisnya dikutip Senin (3/7).

“Ditambah lagi manajemen penempatan jemaah saat kedatangan yang sangat amburadul dan acak-acakan. Ditemukan banyak antarjemaah rebutan tenda,” imbuhnya.

Baca juga: Jemaah Haji Keluhkan Fasilitas Tenda di Mina yang Sangat Terbatas

Ace Hasan Syadzily juga menyoroti distribusi asupan makanan bagi jemaah haji saat di Mina. Dia menilai distribusi makanan acak-acakan sehingga banyak jemaah yang kelaparan dan letih.

“Kedua, keterlambatan makanan selama di Mina bagi jemaah. Banyak jemaah yang belum mendapatkan konsumsi di saat mereka membutuhkan makanan di tengah suasana kecapekan dan letih. Manajemen distribusi makanan juga acak-acakan,” urainya.

Selain itu, Ace menyebut jumlah kamar mandi tidak sesuai dengan jumlah jemaah haji sehingga memicu antrean panjang.

“Ketiga, kamar mandi di tenda Mina dan Arafah yang masih sangat terbatas dan jauh dari kapasitas jumlah jemaah. Antrean panjang sangat terlihat dalam penggunaan toilet. Apalagi seharusnya diperhatikan jumlah toilet yang lebih banyak untuk perempuan karena jumlah jemaah haji Indonesia lebih banyak perempuannya,” bebernya.

Baca juga: 2 Juta Jemaah Dari Seluruh Dunia Tunaikan Ibadah Haji 2023. Berapa Jumlah Jemaah Haji Indonesia?

Hal lain adalah akomodasi atau transportasi jemaah haji. Kang Ace, sapaannya, menilai transportasi jemaah haji selama Armuzna (Arafah Muzdalifah Mina) tidak terkelola dengan baik. Kasus telantarnya jemaah di Muzdalifah, menurutnya, juga kesalahan fatal.

“Keempat, manajemen transportasi yang membawa jemaah yang bergerak selama Armuzna yang tidak terkelola dengan baik. Kasus bus Taradudi yang membawa jemaah dari Muzdalifah ini salah satu kesalahan fatal dari manajemen pergerakan jemaah yang tidak disiapkan mitigasinya. Padahal kami sudah ingatkan pada saat rapat persiapan Armuzna,” ungkapnya.

Terakhir, kata Kang Ace, adalah fasilitas lansia yang tidak optimal. “Kelima, beberapa fasilitas bagi lansia yang kami sarankan, seperti kursi roda dan golf car, kami temukan tidak optimal,” ujarnya.

Berdasarkan catatan itu, Kang Ace meminta pemerintah meninjau ulang mashariq. Dia meminta pemerintah menyampaikan protes keras kepada pemerintah Arab Saudi atas pelayanan mashariq yang bermasalah. Pemerintah Indonesia harus meninjau ulang keberadaan mashariq atau penyedia layanan dari pihak Arab Saudi.

“Pemerintah Indonesia harus menyampaikan protes keras kepada pemerintah Arab Saudi atas layanan yang bermasalah ini karena pemerintah Arab Saudi-lah yang menawarkan mashariq ini kepada Kementerian Agama,” ucapnya.

Lebih lanjut Kang Ace mengatakan akan membahas evaluasi haji ini bersama Kemenag setelah selesai pelaksanaan haji.

“Setelah musim Haji ini selesai, kami akan mengundang pihak Kementerian Agama untuk melakukan evaluasi total atas manajemen haji tahun 2023 yang terkesan banyak kekurangan di sana-sini,” pungkasnya. (kumparan.com)

[post-views]
Selaras