Media Utama Terpercaya

20 Juni 2025, 17:37
Search

Indonesia Jadi Penghasil Sampah Makanan Terbesar di Dunia!

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Sampah makanan
Ilustrasi sampah makanan. [Foto: Aliansi Zero Waste]

Jakarta, mu4.co.id – Indonesia menjadi negara penyumbang sampah makanan terbesar kedua di dunia. Berdasarkan data Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) 2023, lebih dari 1,3 miliar ton makanan terbuang tiap tahun secara global, atau sepertiga dari total produksi pangan dunia. 

Ketua Umum Indonesian Gastronomy Community (IGC), Ria Musiawan, menekankan bahwa tingginya limbah makanan bukan sekadar pemborosan sumber daya, tetapi juga mengancam sistem dan ketahanan pangan nasional, terutama bagi generasi mendatang.

Sebagai contoh, nasi yang menjadi makanan pokok masyarakat Indonesia memerlukan proses panjang untuk diproduksi. Proses tersebut mencakup persiapan lahan, pengairan, penanaman, penyiangan, panen, penggilingan padi menjadi beras, hingga distribusi ke pengecer.

Baca Juga: Atasi Sampah Dan Cegah Banjir, Pemko Banjarmasin Miliki Ekskavator Amfibi

“Sehingga kita bisa simpulkan bahkan satu butir nasi pun sangat berharga karena melibatkan banyak pihak dan melalui perjalanan panjang untuk bisa kita nikmati,” ujar Direktur Kewaspadaan Pangan Bapanas, Nita Yulianis, dikutip dari Kompas, Jum’at (20/6).

Memperingati Hari Gastronomi Berkelanjutan ke-8 sejak ditetapkan UNESCO pada 2017, IGC tahun ini mengajak semua pihak melakukan tiga aksi nyata untuk mengurangi sampah makanan. 

Seruan ini ditujukan tidak hanya kepada penikmat kuliner, tetapi juga pelaku usaha makanan mulai dari UMKM hingga hotel berbintang, serta food vlogger.

Adapun langkah yang dapat diambil mulai dari diri sendiri dengan mengambil makanan secukupnya dan menghabiskannya, dukung pelaku kuliner yang menerapkan prinsip zero food waste, dan ubah pola makan menuju gaya hidup yang sehat dan berkelanjutan. 

Berdasarkan laporan UNEP Food Waste Index, 61 persen limbah makanan berasal dari rumah tangga.

“Ternyata kita menyumbang sisa makanan dan limbah makanan terbesar. Satu piring nasi yang kita buang dan tidak habiskan itu setara dengan 150 gram emisi gas beracun,” tutur Sekjen IGC Dr Ray Wagiu Basrowi.

Baca Juga: Tidak Sesuai Standar Selama 24 Tahun, Operasional Pembuangan Sampah di Basirih Kena Sanksi!

Ironisnya, jumlah sampah makanan yang tinggi berbanding terbalik dengan kondisi kelaparan global. 

Ray mengungkapkan bahwa lebih dari 735 juta orang di dunia masih menderita kelaparan kronis, termasuk di Indonesia yang masih menghadapi masalah kelaparan dan gizi buruk. 

Salah satu solusi yang ia sarankan adalah mengolah ulang sisa makanan yang masih layak, karena tidak semua sisa makanan harus dibuang.

“Jangan menghitung ada berapa banyak sampah yang kita produksi setiap hari, tetapi diubah, ada  berapa banyak sisa makanan yang bisa kita simpan di kulkas dan diolah lagi,” ujarnya.

(Kompas)

[post-views]
Selaras