Media Utama Terpercaya

29 Juli 2025, 11:42
Search

Indonesia Jadi Penderita Diabetes Terbanyak ke-5 Dunia, Ini Penyebabnya!

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Indonesia Peringkat ke-5 Diabetes
Indonesia Jadi Penderita Diabetes Terbanyak ke-5 Dunia [Foto: kemkes.go.id]

Jakarta, mu4.co.id – Indonesia menjadi peringkat ke-5 sebagai negara dengan jumlah penderita diabetes tertinggi di dunia, dengan jumlah 19,5 juta orang yang mengalaminya.

Berdasarkan catatan International Diabetes Federation Diabetes Atlas edisi ke‑11 tahun 2021, terdapat sekitar 1 dari 9 orang dewasa usia 20-79 tahun di seluruh dunia atau sekitar 589 juta orang hidup dengan diabetes pada tahun 2024 dan jumlah ini diperkirakan melonjak menjadi 853 juta pada tahun 2050.

Bahkan lebih dari 40% penderita (kurang lebih 252 juta orang) tidak menyadari kondisinya. Pengeluaran global pun terkait diabetes pada 2024 menembus US$ 1 triliun, naik sekitar 338% dalam 17 tahun terakhir.

Berikut ini 5 negara dengan kasus diabetes tertinggi di dunia, yaitu:

  1. China (140,9 juta orang)
  2. India (74,2 juta orang)
  3. Pakistan (33 juta orang)
  4. Amerika Serikat (32,2 juta orang)
  5. Indonesia (19,5 juta orang)

Baca juga: Kasus Hipertensi di Kalangan Anak Muda Tinggi, Apa Penyebabnya?

Sementara itu, Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI), menilai kasus tersebut menunjukkan tren yang mengkhawatirkan, karena peningkatan kasus penyakit tidak menular (PTM) seperti diabetes erat kaitannya dengan pola konsumsi makanan tinggi gula, garam, dan lemak (GGL).

Adapun salah satu penyumbang utama konsumsi gula harian masyarakat adalah minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK). Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2023 menunjukkan, dua dari tiga orang Indonesia mengkonsumsi setidaknya satu MBDK setiap hari, dan terbukti mengonsumsi rutin MBDK dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis.

“Konsumsi 250 ml MBDK per hari dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2 sebesar 27%, obesitas sebesar 12%, hingga penyakit jantung dan kematian dini masing-masing 13% dan 10%,” demikian laporan CISDI mengutip studi global meta analisis.

Untuk mencegahnya, CISDI pun mendorong pemerintah segera menerapkan kebijakan pelabelan gizi di bagian depan kemasan (Front-of-Package Labeling/FOPL) dan pemberlakuan cukai untuk MBDK. Pihaknya menegaskan tanpa intervensi yang tegas, angka diabetes di Indonesia berpotensi terus naik seiring dengan semakin mudahnya akses terhadap pangan tidak sehat.
(cnbcindonesia.com)

[post-views]
Selaras