Turki, mu4.co.id – Indonesia melakukan kerja sama (MoU) pembelian 48 pesawat tempur generasi kelima Turki buatan Turkish Aerospace Industries (TAI), Kaan, senilai 10 miliar dolar atau sekitar Rp 162 triliun ke Indonesia, bertepatan dengan kunjungan Presiden di Paviliun Industri Pertahanan Turki di lokasi pameran Indo Defence, Rabu (11/06/2025).
Kesepakatan itu pun menuai banyak sorotan, bahkan disebut menjadi salah satu kontrak pertahanan terbesar dalam sejarah Turki. Media Malaysia Defence Security Asia dalam sebuah artikelnya “Indonsia Secures $10 Billion Deal for Turkiye’s KAAN Stealth Fighters in Major Defence Breakthrough” edisi 12 Juni 2025 menyebut bahwa pengadaan berskala besar itu menjadikan Indonesia sebagai negara Asia Tenggara pertama yang mengoperasikan Jet Turki.
Selain itu, negeri jiran juga mengakui pengadaan Kaan ini menjadikan Indonesia sebagai kekuatan udara penting di kawasan Indo-Pasifik, serta memberikan gelar bagi Indonesia sebagai negara pembeli asing pertama untuk pesawat yang masih dalam tahap pengembangan tersebut.
Dalam sebuah unggahan di platform X, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan memuji para kontributor proyek KAAN, seiring ditandatanganinya kesepakatan ekspor tersebut yang nilainya mencetak rekor. Selain itu, dirinya juga menyebutkan bahwa kemampuan lokal Indonesia juga akan dimanfaatkan dalam pembuatan KAAN. Indonesia dan Turki pun sama-sama diuntungkan, terlebih perusahaan dalam negeri Indonesia juga turut dilibatkan.
“Saya berharap penjanjian ini, yang menegaskan kemajuan dan pencapaian industri pertahanan dalam negeri dan nasional, akan bermanfaat bagi Turki dan Indonesia,” kata Erdogan.
Baca juga: Penandatanganan MoU Proyek 1 Juta Rumah Dengan Qatar, Targetkan Hunian Menengah ke Bawah
Di lokasi yang sama, dalam kesempatan terpisah, PT Dirgantara Indoensia dan TAI juga meneken dokumen kerangka kerja sama (FA) terkait KAAN. Beberapa kesepakatan itu pun menunjukkan niat Indonesia untuk melakukan diversifikasi dan memodernisasi kemampuan tempur udaranya.
Sebagai informasi, jet tempur generasi kelima yang sebelumnya dikenal sebagai TF-X itu merupakan pesawat bermesin ganda yang dirancang untuk menggantikan armada F-16 Turki yang sudah tua. Dia bersaing dengan pesawat tempur kelas berat dunia seperti F-35 buatan AS dan Chengdu J-20 buatan China.
Pesawat yang mulai dikembangkan pada 2016 itu juga memiliki desain ramping dan bersudut untuk meminimalkan deteksi radar, kecepatan tertinggi yang diproyeksikan mencapai Mach 1,8, dan radius tempur sekitar 600 mil laut. Rangkaian sensornya mencakup radar array pemindaian elektronik aktif dan sistem pencarian dan pelacakan inframerah, yang memungkinkan integrasi dengan drone jaringan untuk peperangan udara tingkat lanjut.
Selain itu, kemampuan multiperan KAAN membuatnya serbaguna untuk misi udara-ke-udara dan udara-ke-darat, karena KAAN menawarkan kemampuan yang sebanding dengan pesawat tempur generasi kelima, yang memposisikannya sebagai opsi yang siap menghadapi masa depan bagi angkatan udara Indonesia.
(zonajakarta.com, seputarmiliter.id)