Jakarta, mu4.co.id – Indonesia menglami Deflasi 0,48% secara bulanan atau month to month (mtm), pada bulan Februari 2025, dan secara tahunan deflasi 0,09%.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers. “Deflasi 0,48% secara mtm atau penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK),” katanya, Senin (03/03/2025).
Amalia menambahkan bahwa pihaknya belum bisa memprediksi apakah deflasi akan kembali terjadi di bulan Maret atau selama bulan Ramadan 2025. Namun, berdasarkan data historis BPS, inflasi biasanya terjadi pada periode Ramadan dan Idul Fitri. Misalnya pada awal Ramadan 2023, inflasi tercatat berada di angka 0,18 persen secara bulanan atau mtm. Sementara pada awal Ramadan 2024, inflasi tercatat 0,52 persen.
Baca juga: BPS: Produksi Beras RI Bakal Cetak Rekor Tertinggi Dalam 7 Tahun Terakhir!
Lebih lanjut, BPS merinci beberapa peristiwa penting yang memberikan pengaruh terhadap deflasi pada Februari 2025 tersebut, diantaranya yaitu kebijakan diskon tarif listrik oleh pemerintah, peningkatan produksi cabai merah dan rawit, penyesuaian tarif PDAM hingga penyesuaian harga BBM non subsidi.
Untuk diketahui, deflasi tersebut melanjutkan situasi Januari 2025, namun tidak lebih dalam. Jika melihat data lima tahun terakhir, tingkat inflasi Februari lebih rendah dibandingkan Januari 2021-2023. Sedangkan Februari 2024, inflasinya lebih tinggi dibandingkan Januari.
(cnbcindonesia.com, tempo.co)