Karawang, mu4.co.id – Dalam industri kesehatan nasional, Indonesia akan membangun pabrik fraksionasi plasma darah atau derived medicinal products (PDMP) melalui Indonesia Investment Authority (INA). Hal ini untuk memutus ketergantungan impor plasma darah. Pabrik tersebut menjadi yang pertama di Indonesia dan terbesar di Asia Tenggara (ASEAN).
Vice President ESG INA, Fetriza Rinalddy mengatakan fasilitas fraksionasi plasma darah ini kerja sama dengan SK Plasma Group asal Korea Selatan. Dengan adanya pembangunan tersebut, Indonesia tidak lagi hanya berperan sebagai pasar, tetapi mulai bertransformasi menjadi produsen produk berbasis plasma darah.
“Kami bekerja sama dengan SK Plasma dari Korea Selatan untuk membangun pabrik fraksionasi plasma darah pertama di Indonesia. Selama ini kita 100 persen impor plasma darah. Ini akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara,” ujarnya dilansir dari kompas, Sabtu (27/12).
Baca juga: Mutu Layanan Kesehatan Meningkat, Provinsi Kalimantan Miliki RS Terakreditasi Terbanyak!
Pabrik tersebut dijadwalkan mulai beroperasi pada kuartal IV-2026. Fasilitas tersebut akan berlokasi di Karawang International Industrial City dan memproduksi Produk Obat Derivat Plasma (PODP), seperti albumin dan imunoglobulin, dengan kapasitas pengolahan hingga 600.000 liter plasma per tahun.
Pada 14 November 2025, INA dan SK Plasma telah mengumumkan pendirian PT SKPlasma Core Indonesia, perusahaan patungan (joint venture/JV) dan penandatanganan perjanjian investasi kedua pihak. Dalam kemitraan ini, INA menjadi pemegang saham terbesar kedua dan menjadi investor pertama bagi perusahaan asal Korea Selatan tersebut.
Pendirian perusahaan patungan SKPlasma Core Indonesia telah diberi izin oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI untuk mengoperasikan bisnis PDMP. Pabrik ini diharapkan dapat menjamin obat-obat penting, seperti albumin untuk pasien darurat dan tindakan bedah. Skema Contract Manufacturing Organization (CMO) diterapkan oleh SK Plasma untuk menjamin kestabilan pasokan PDMP selama masa konstruksi.
Dalam penerapannya, Plasma dari pendonor warga Indonesia akan dipasok kepada SK Plasma. Sedangkan untuk produk PDMP jadi, seperti albumin akan diproduksi di pabrik Andong, Korea Selatan dan akan dikirim ke Indonesia.
Tenaga kerja lokal Indonesia juga diberikan pelatihan oleh SK Plasma untuk mempercepat stabilisasi produksi. Untuk diketahui dalam plasma terdapat 92 persen air untuk mengisi pembuluh darah dan nutrisi yang bergerak melalui jantung. Plasma yang dipisahkan dari komponen darah akan seperti cairan berwarna kuning.
Plasma darah berfungsi sebagai pembuangan limbah yang membantu menghasilkan energi. Plasma mengangkut limbah tersebut ke area lain dalam tubuh, seperti ginjal atau hati untuk ekskresi. Fungsi lainnya juga yaitu menjaga suhu tubuh dengan menyerap dan melepaskan panas sesuai kebutuhan.
(kompas)









![Penandatanganan nota kesepahaman [MoU] dan perjanjian kerja sama Bobibos dan Timor Leste](https://mu4.co.id/wp-content/uploads/2025/12/Bobibos-1-300x192.jpg)



