Media Utama Terpercaya

29 Mei 2025, 13:57
Search

Imbas Penjualan Online, Pedagang Pasar Sudimampir dan Antasari Keluhkan Sepi Pembeli

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Ilustrasi pasar. [Foto: penasultra.id]

Banjarmasin, mu4.co.id – Semenjak gencarnya penjualan secara online yang dilakukan penjual e-commerce, produsen atau pabrikan ternyata berimbas buruk pada kondisi pedagang di pusat konveksi Banjarmasin. Pasalnya banyak pedagang yang gulung tikar karena tidak mampu bertahan. 

Sementara yang masih berjualan pun mengeluhkan sepinya pembeli.

Fenomena sepi pembeli ini terjadi hampir di seluruh pasar konvensional. 

Penjualan secara online tentu menguntungkan konsumen karena harganya jauh lebih murah. Terlebih saat ini tren penjualan melalui live streaming, yang juga dilakukan selebritas.

Baca juga: Diserbu Tekstil Impor, 28.480 Kontainer Masuk Jalur Ilegal

Sepinya penjualan dirasakan Rudy, pedagang seprai di Pasar Sudimampir, beberapa bulan terakhir. Kondisi ini lebih parah dibandingkan saat pandemi Covid-19.

“Kalau sebelumnya penjualan bisa mencapai Rp 3 juta sehari, sekarang hanya kisaran Rp 500 ribu,” katanya dikutip dari Banjarmasin Post (19/9).

Rudy menyampaikan biasanya pasar dipadati pengunjung sekitar pukul 08.00 Wita namun sekarang relatif lebih sunyi setiap harinya.

“Produsen menjualnya secara online langsung ke masyarakat. Eceran atau partai harganya sama murah,” ujarnya.

Sepinya pembelian juga dirasakan pedagang Sentra Antasari. Dimas, pedagang baju di lantai dua, mengatakan tak bisa menetapkan harga tinggi.

“Bahkan kerap jual harga modal,” ujarnya.

Banyaknya toko tutup dipertegas oleh Fauzi, pengelola Pasar Sudimampir. Dari 800 toko di Pasar Sudimampir, hanya 600 toko yang masih bertahan.

“Pedagang yang sebelumnya buka kios sampai empat, saat ini paling dua,” katanya.

Padahal tarif sewa kios di Pasar Sudimampir sudah diturunkan dari Rp 40 juta-Rp 50 juta pertahun, saat ini hanya Rp 20 juta-Rp 30 juta.

Menanggapi hal ini, Dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Hidayatullah Muttaqin mengatakan penjualan secara online semakin berkembang.

Media sosial seperti Instagram dan Tiktok bahkan menyediakan fitur live selling.

Kehadiran live selling tentu berdampak terhadap penjualan konvensional.

“Ikut melakukan penjualan secara online tidak mudah bagi peritel konvensional. Dibutuhkan kemampuan untuk memikat konsumen dan acapkali mereka harus bersaing dengan brand yang menggunakan artis dan influencer baik di medsos maupun di marketplace,” ucapnya.

Belum lagi toko online mereka tertutup oleh toko maupun peritel besar yang memasang iklan di marketplace dalam pencarian produk.

Besarnya dampak disrupsi ekonomi tidak hanya dialami pedagang dan peritel kecil.

Menurut Hidayatullah, pemerintah harus turun tangan untuk mengatasi dampak negatif e-commerce.

Pemerintah perlu mendorong dan memfasilitasi peritel kecil agar dapat melakukan transformasi toko dari offline menjadi online.

Baca juga: Peringati Hari Jadi Kota Banjarmasin, Sekolah Diminta Gelar Upacara

“Kedua, pemerintah perlu merevitalisasi pasar tradisional atau pasar rakyat agar tidak hanya menjadi tempat yang menarik dan nyaman untuk berbelanja tetapi juga meningkatkan fungsinya sebagai bagian dari wisata dengan keunikannya masing-masing. Model ini tidak dapat dinikmati konsumen secara online melainkan datang langsung ke lokasi berbelanja,” papar Hidayatullah.

Ketiga, pemerintah harus membatasi laju pergerakan media sosial yang tergabung sebagai e-commerce.

Terintegrasinya platform media sosial dengan e-commerce memberikan dampak buruk terhadap monopoli online shopping. Karena pemilik platform memiliki big data penggunanya sehingga mengetahui tren dan kecenderungan konsumen berdasarkan lokasi, jenis kelamin, kelompok umur dan etnik.

Terakhir, pemerintah perlu mengkaji seberapa besar dampak kehadiran artis dan influencer terhadap penurunan omset peritel online kecil sehingga kedepannya dapat diterapkan kebijakan yang tepat.

Sumber: Banjarmasin Post

[post-views]
Selaras