Jakarta, mu4.co.id – Kenaikan harga beras terus terjadi dalam beberapa bulan terakhir. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, kenaikan harga beras menjadi salah satu penyumbang utama inflasi pada bulan September 2023.
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengungkapkan, pemerintah telah berupaya untuk menjaga stok beras dalam negeri. Pihaknya juga mengimbau agar masyarakat tidak mengandalkan beras sebagai makanan pokok.
Tito menambahkan, masyarakat dapat mengonsumsi seperti sagu, jagung, talas, kentang, ubi jalar, hingga sukun sebagai makanan pokok pengganti beras.
Ia juga mengimbau agar masyarakat membiasakan diri tidak bergantung dengan beras.
Baca juga: Harga Beras Melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET), Apa Kata Mendag?
“Banyak sekali yang bisa jadi pengganti bahan pokok dan itu sehat, kita tahu beberapa jenis beras itu kan banyak sekali mengandung gula, enggak bagus buat kesehatan. Sementara seperti ketela, ini orang kota malah sudah banyak beralih ke makanan non beras,” jelasnya.
Sementara hingga saat ini jumlah stok beras yang dikuasai Bulog sebanyak 1,7 juta ton. Direktur Supply Chain Pelayanan Publik Perum Bulog Mokhamad Suyamto menyampaikan, Bulog siap menerima tambahan penugasan impor dari pemerintah untuk memperkuat CBP tersebut sampai dengan panen raya tahun 2024.
“Dalam menyiapkan kecukupan stok menghadapi El Nino dan situasi di tanah air sampai dengan panen raya tahun depan, kami siap memperkuat stok CBP ini dengan memaksimalkan penyerapan dari dalam negeri dan juga siap menerima rencana tambahan penugasan impor sebanyak 1 juta ton dari Pemerintah yang akan membuat cadangan kita akan semakin kuat,” kata Suyamto dalam keterangan tertulis, Kamis (28/9).
Maka dari itu, Suyamto mengatakan masyarakat diminta untuk tidak khawatir terhadap ketersediaan beras.
Pemerintah melalui Bulog menjamin kebutuhan beras tersedia di masyarakat dengan harga terjangkau, meski diakui di pasaran ada kenaikan harga.
Ia menyampaikan pihaknya juga melakukan pemantauan intensif terkait harga beras saat ini. Kenaikan harga beras terjadi dikarenakan beberapa faktor baik eksternal maupun internal dalam negeri, seperti bencana El Nino dan juga situasi dalam negeri yang memasuki musim tanam.
Sumber: kompasiana.com