Yogyakarta, mu4.co.id – Sebagai bentuk penghormatan atas kontribusinya dalam bidang pendidikan, sosial, politik, dan kemanusiaan, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir, dianugerahi Penghargaan Hamengkubuwono IX tahun 2024 oleh Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Kamis (19/12).
“Terima kasih saya sampaikan kepada Bu Rektor (UGM), Keraton Yogyakarta, dan tentunya kepada Muhammadiyah yang telah memberikan kesempatan ini. Saya merasa terhormat menerima Anugerah Hamengkubuwono IX dari UGM tercinta,” ujar Haedar dalam sambutannya, dikutip dari Dunia Islam, Jum’at (20/12).
Selaku alumni S2 dan S3 Studi Sosiologi UGM, Haedar Nashir menyatakan bahwa masa studinya selama 6 tahun di UGM membekalinya dengan nilai-nilai penting.
Ia melihat UGM bukan hanya sebagai institusi pendidikan, tetapi juga pusat pemikiran yang mengajarkan metodologi untuk menginternalisasi nilai kehidupan.
Pertama, nilai utama yang ia pelajari adalah kebenaran berbasis ilmu pengetahuan, yang terhubung dengan Pancasila, agama, dan budaya luhur bangsa.
Kedua, nilai tradisi keilmuan. Haedar menjelaskan bahwa UGM tidak hanya berperan sebagai institusi akademik, tetapi juga sebagai “school of thought” yang mendorong pengembangan pemikiran kritis.
Baca Juga: Haedar Nashir Raih Penghargaan Dari Hospital Management Asia Awards Karena Hal Ini!
“Di sini saya mendapatkan alat dan metodologi yang sangat interkoneksi,” ujarnya.
Nilai ketiga adalah persatuan dalam keragaman, dengan UGM sebagai miniatur Indonesia yang mengajarkan harmoni.
Keempat, kecintaan terhadap rakyat, diwujudkan melalui pengabdian seperti Kuliah Kerja Nyata (KKN).
“Mencintai rakyat tidak cukup simbolis, seperti datang ke rumah orang miskin dan memberikan bantuan. Yang lebih penting adalah kebijakan yang berpihak dan memberdayakan rakyat,” ucap Haedar.
Nilai kelima adalah orientasi global, dengan dorongan agar UGM dan kampus Muhammadiyah lebih tanggap terhadap isu internasional seperti Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG’s) dan perubahan iklim. Ia juga mengapresiasi program UGM seperti Wanagama di IKN untuk melestarikan lingkungan.
Sebagai penutup, ia menekankan pentingnya sinergi antara pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kepedulian sosial dalam membangun bangsa.
“Mari bersama-sama bergerak dengan semangat global, tetapi tetap berpijak pada akar budaya dan kemanusiaan,” ucapnya.
(Dunia Islam)