Banjarmasin, mu4.co.id – Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, KH M Saad Ibrahim MA, hadir dalam peringatan puncak Milad ke-112 Muhammadiyah Kalsel di Gedung Mahligai Pancasila Banjarmasin, Ahad (29/12/2024).
Dalam sambutannya KH Sa’ad menyampaikan Muhammadiyah menggunakan nama ini menisbatkan kepada Nabi Muhammad ﷺ sebagai sosok yang benar-benar dipuji.
Maka lihatlah bagaimana Nabi Muhammad ﷺ meletakkan peradaban yang tinggi dalam kehidupan manusia yang menghasilkan kemakmuran dan dasar penting ini terkandung dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits.
Sehingga lahirlah peradaban Islam pada abad ke-3 hijriah yang disebut sebagai “The Golden Age of Moslem History” yang betul-betul merupakan peradaban yang berbasis pada dimensi teologis dan penghormatan kepada sesama manusia dan pemanfaatan tanpa melakukan kerusakan lingkungan.
Hal ini berlangsung hingga abad ke-8 hijriah selama 500 tahun, bahkan ada yang menyebut sampai pada abad ke-11 hijriah artinya selama 800 tahun. Setelah itu peradaban Islam berangsur menurun. Tahun 1924, akhirnya terjadi keruntuhan peradaban Islam.
12 tahun sebelum keruntuhan tersebut, Allah berikan ilham kepada KH Ahmad Dahlan untuk mendirikan Muhammadiyah, 2 tahun kemudian Al Irsyad berdiri, tahun 1924 Persis berdiri, tahun 1926 Nahdlatul Ulama (NU) berdiri dan seterusnya.
“Saya berkeyakinan bahwa Allah telah menebar benih-benih ‘The second golden age of moslem history’ di Indonesia melalui Muhammadiyah, Al Irsyad, Persis, NU, Dewan Dakwah dan seterusnya. Maknanya benih ini harus kita rawat bersama-sama. Tidak boleh satu dengan yang lain mengolok-olok, atau ada pertentangan yang menghancurkan satu sama lain,” pesan KH Saad.
Muhammadiyah memulai kiprahnya dengan memberikan kemakmuran kepada orang yang berada di posisi marginal (terpinggirkan). Dengan mendirikan panti-panti asuhan, rumah sakit, sekolah, pesantren, perguruan tinggi dan lainnya.
Dan di peringatan milad ke-112 ini Muhammadiyah telah, sedang dan akan terus memberikan kemakmuran untuk bangsa, umat bahkan kemanusiaan secara universal.
KH Saad menambahkan, manajemen Muhammadiyah juga sangat rapi, semua aset yang dimiliki atas nama persyarikatan sehingga tidak bisa diwariskan kepada siapapun.
Ditengah pidato sambutannya, KH Sa’ad sempat berkelakar kepada H Muhidin, Gubernur Kalsel yang turut hadir, terkait Muhammadiyah Award Kalsel 2024 yang diberikan pada Drs H Rudi Ariffin di peringatan milad Muhammadiyah kali ini.
“Tadi saya perhatikan Pak H Muhidin, beliau serius sekali menyimaknya. Saya membatin, rasanya ini jadi beban. Apalagi tadi disebutkan sebagai ketua PAN, sebelumnya saya tanya pak Rudi beliau dari PPP. Lah yang dari PPP saja ngasih tanah sekian hektare, uang sekian miliar dan emas 1 kg,” seloroh Sa’ad.
Baca juga: Rudi Ariffin Menerima Muhammadiyah Award Kalsel 2024
Saad menambahkan, bahkan sebelumnya ketua PWM Kalsel, Prof Dr Ridhahani Fidzi menyampaikan bahwa program H Muhidin saat kampanye sejalan dengan program Muhammadiyah.
“Sehingga bisa dikatakan programnya sama, jadi ngapain repot-repot. Serahkan saja sama Muhammadiyah,” canda KH Saad.
Mengakhiri sambutannya, KH Saad menuturkan hingga saat ini Muhammadiyah menjadi besar karena Muhammadiyah dijaga dan ditolong oleh Allah, karena Muhammadiyah selalu berkhidmat dan berpihak pada kaum yang lemah, yang kecil dan yang terpinggirkan.