Media Berkemajuan

21 November 2024, 14:23

Gantikan Rekor Sebelumnya, Fosil Hutan Tertua di Dunia Kembali Ditemukan!

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Dicksonia antartika, padanan modern yang paling dekat dengan pepohonan di hutan purba [Foto: bbc.com]

Inggris, mu4.co.id – Para peneliti Universitas Cambridge dan Cardiff berhasil menemukan fosil hutan tertua di tebing batu pasir tinggi di sepanjang pantai Devon dan Somerset, Inggris Barat Daya. Fosil tersebut diperkirakan berasal dari 390 juta tahun yang lalu.

Penemuan tersebut pun menggantikan rekor sebelumnya yang dipegang oleh fosil Gilboa di New York yang berusia 4 tahun lebih muda dari fosil terbaru ini. Para peneliti menaksir usia pohon ini antara 419 atau 358 juta tahun, yakni berada sekitar zaman Denovian.

Hal tersebut diungkap dalam Journal of Geological Society yang terbit 23 Februari 2024 lalu. Penemuan fosil tersebut mengungkap ekosistem yang telah lama hilang di sekitar pantai tersebut, termasuk soal keberadaan pohon tertua ini, Calamophyton.

Fosil pohon tertua yang ditemukan para peneliti [Foto: detik.com]

“Sungguh menakjubkan melihat mereka begitu dekat dengan rumah. Namun wawasan yang paling mendalam datang dari melihat, untuk pertama kalinya, pohon-pohon ini berada pada posisi di mana mereka tumbuh,” kata peneliti dan ahli paleobotani Universitas Cardiff, Christopher Berry dilansir dari laman Popular Science, Selasa (12/03/2024).

Baca juga: Temukan Pohon Tertua di Dunia Dengan Usia 5 Ribu Tahun, Ini Kata Para Ahli!

Adapun penampakan dari fosil tersebut terlihat seperti pohon palem. Dalam jurnal tersebut peneliti menyebut bentuk fosil itu menandakan evolusi awal dari pohon tropis.

Disebutkan bahwa fosil pohon tertua tersebut memiliki tinggi sekitar 6,5 dan 13 kaki, lebih pendek dibandingkan keturunannya saat ini yang bisa mencapai 30-50 kaki. Batangnya terlihat tipis serta berlubang. Selain itu, pohon ini mempunyai cabang-cabang yang tertutup ratusan struktur mirip ranting.

“Hutan ini cukup aneh, tidak seperti hutan mana pun yang Anda lihat saat ini. Tidak ada semak belukar dan rumput belum muncul, tapi ada banyak ranting yang tumbang oleh pepohonan yang lebat ini, yang berdampak besar pada lanskap,” kata peneliti lainnya dan ahli geologi Universitas Cambridge, Neil Davies.

Sumber: detik.com

[post-views]
Selaras