Jakarta, mu4.co.id – Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo mengklaim bahwa pihak FIFA akan pastikan pertandingan Timnas Indonesia melawan Bahrain dalam lanjutan Grup C babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia tetap digelar di Indonesia.
Hal ini diungkap oleh Dito setelah dilantik kembali sebagai Menpora periode 2024-2029 di Istana Negara, Jakarta, pada Senin (21/10).
Dia juga mengatakan pemerintah Indonesia akan menjamin keamanan saat laga Timnas Indonesia dan Bahrain berlangsung.
“Ya pokoknya kalau Bahrain sudah bersama Pak Ketum PSSI (Erick Thohir) di mana kami, saya sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga, sudah memberikan statement resmi di mana kami menjamin untuk keamanan timnas Bahrain ketika di Indonesia, insya Allah tidak akan mungkin ada ancaman, keselamatannya pasti terjaga,” ungkapnya dikutip dari CNN, Selasa (22/10).
Baca Juga: AFC Respon Cepat Bahrain yang Tolak Pertandingan ke Indonesia, Tuai Amarah Netizen
Menpora berharap Federasi Sepak Bola Bahrain (BFA) dapat mempercayai keamanannya saat di Indonesia. Dito bahkan menyatakan bahwa FIFA telah meminta agar pertandingan Timnas Indonesia melawan Bahrain tetap dilaksanakan di Indonesia.
“Jadi seharusnya tidak ada alasan, dan FIFA pun juga sudah meminta pertandingan tetap ada di Indonesia. Harus di Indonesia. Kalau tidak, berarti (Indonesia) menang WO,” ucap Dito.
FIFA menegaskan bahwa pertandingan harus dilanjutkan sesuai rencana, tanpa alasan yang kuat bagi tim lawan untuk menghindar. Penundaan atau pemindahan lokasi hanya akan menguntungkan pihak lawan dalam konteks Walk Over (WO).
Dalam regulasi Kualifikasi Piala Dunia 2026 yang dirilis FIFA, terdapat ketentuan di halaman 10 yang menyatakan bahwa tim yang mengundurkan diri setelah kompetisi dimulai akan dikenakan denda.
Baca Juga: Jelang Tanding Lawan Indonesia, Bahrain Malah Kena Sanksi FIFA. Kenapa?
“Pertandingan yang tidak dimainkan atau dibatalkan, kecuali dalam kasus force majeure yang diakui FIFA, dapat menyebabkan pengenaan tindakan disipliner terhadap asosiasi anggota peserta terkait oleh Komite Disiplin FIFA sesuai dengan Kode Disiplin FIFA. Dalam kasus tersebut, Komite Disiplin FIFA juga dapat memerintahkan agar pertandingan diulang,” demikian pernyataan FIFA di halaman 10 dokumen regulasi Kualifikasi Piala Dunia 2026.
FIFA mendefinisikan force majeure sebagai kondisi luar biasa seperti perang, konflik, kericuhan negara, ancaman terorisme, bencana alam, dan peristiwa besar lainnya.
Sedangkan, alasan Asosiasi Sepak Bola Bahrain (BFA) menolak bermain di Indonesia karena khawatir tentang keamanan pemain dari suporter Indonesia tidak termasuk dalam kategori force majeure yang diakui oleh FIFA.
(CNN, Radar Indramayu)