Jakarta, mu4.co.id – Presiden Prabowo Subianto menyampaikan bahwa sejumlah pemimpin Eropa meminta Indonesia mengirim satu juta tenaga kerja di sektor perhotelan setiap tahun. Hal itu diungkapnya saat membuka Sidang Kabinet memperingati satu tahun pemerintahan Prabowo-Gibran di Istana Negara, Jakarta, Senin (20/10).
“Kita diminta, jutaan tenaga kita diminta. Di Eropa minta pekerja hotel, kafe, restoran, dia minta 1 juta tiap tahun. Kepala negara pemerintah dari Eropa nanya ke saya, ‘Can you send?'” ungkap Prabowo, dikutip dari Kompas, Ahad (26/10).
Ia mengungkap, Eropa membutuhkan pekerja hotel dan restoran karena warganya enggan bekerja di sektor tersebut. Masyarakat Eropa menilai orang Indonesia ramah, sehingga banyak yang ditawari untuk bekerja sebagai pelayan di sana.
“Rakyat mereka kan tidak mau kerja sebagai pelayan. Dan mereka terkesan, katanya orang Indonesia ramah-ramah. Berarti kita harus didik mereka bahasa; ada yang Bahasa Inggris mungkin paling banyak di Eropa, mungkin juga kita didik Bahasa Arab, Bahasa Mandarin, Bahasa Jepang, Bahasa Korea,” jelasnya.
Prabowo menilai Indonesia perlu mencontoh Filipina yang memiliki banyak diaspora karena warganya mahir berbahasa Inggris. Ia juga menyebut, tenaga kerja Indonesia banyak dibutuhkan di luar negeri sebagai perawat dan pengasuh (caregiver), mengingat pekerjaan itu cukup berat dan kurang diminati masyarakat setempat.
“Juga kita diminta perawat untuk rumah sakit dan caregiver untuk orang tua di sana. Enggak ada yang mau jadi perawat dan caregiver, karena caregiver dan perawat pekerjaan yang berat, fisik juga berat,” ujar Prabowo.
Baca Juga: Jepang Buka Lowongan Untuk 40 Ribu Tenaga Kerja Indonesia. Segini Gajinya!
“Berdiri dari tempat tidur ke tempat tidur, urusan dengan orang sakit, berbahaya itu. Di RS pusat daripada bakteri dan virus, dia harus berani, dia harus mandiin,” tambahnya.
Prabowo menilai masyarakat Indonesia memiliki peluang besar karena dikenal ramah, sopan, dan tangguh. Ia menekankan pentingnya menyiapkan tenaga kerja agar dapat memanfaatkan permintaan tersebut, mengingat kebutuhan lapangan kerja di dalam negeri masih tinggi.
(Kompas)
