Media Utama Terpercaya

26 Oktober 2025, 06:53
Search

EMT Muhammadiyah Jadi Tim Medis Darurat Pertama Terverifikasi WHO di Indonesia. Begini Perjuangannya!

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Penyerahan surat verifikasi dari WHO untuk EMT Muhammadiyah
Penyerahan surat verifikasi dari WHO untuk EMT Muhammadiyah. [Foto: muhammadiyah.or.id]

Yogyakarta, mu4.co.id – Muhammadiyah resmi mencatat sejarah baru dalam kiprah kemanusiaan nasional dan internasional melalui Emergency Medical Team (EMT) Muhammadiyah.

Dengan proses yang panjang dan komprehensif sejak tahun 2017 akhirnya EMT Muhammadiyah terverifikasi oleh World Health Organization (WHO) sebagai tim medis darurat berstandar internasional pertama dari Indonesia.

Penetapan ini disampaikan langsung oleh EMT Secretariat, WHO HQ Roy Anthony Cosico dengan menyerahkan secara langsung Confirmation Letter EMT Global Classification kepada EMT Muhammadiyah pada Ahad (19/10) di Aula Masjid KH. Sudja’, PKU Muhammadiyah Gamping.

Pelaksanaan dan pengelolaan EMT Muhammadiyah dilakukan oleh Lembaga Resiliensi Bencana (LRB)/Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, yang memang sejak awal telah merencanakan proses penguatan kapasitas kelembagaan, penyusunan prosedur, serta pelatihan teknis berstandar global WHO.

Sebelumnya, EMT Muhammadiyah telah menjalani tahap pre-verification WHO pada 9-10 Juli 2025 di Yogyakarta, dengan pendampingan teknis dari Robert Koch Institute (RKI) dan International Search and Rescue (ISAR) Germany.

“Setelah bulan Juli muncul rekomendasi dan kekurangan yang harus kami lengkapi. Setelah hampir tiga bulan melakukan perbaikan, diputuskan bahwa kami layak maju ke tahap verifikasi dan tanggalnya adalah 18-19 Oktober,” ujar dr Corona Rintawan selaku Ketua Bidang EMT Muhammadiyah MDMC dilansir dari kumparan, Selasa (21/10).

Baca juga: Peringkat ke-4 Organisasi Keagamaan Terkaya di Dunia, Para Pengurus Muhammadiyah Tetap Memilih Hidup Sederhana

Tahap verifikasi final berlangsung selama dua hari, mencakup presentasi, pemeriksaan dokumen, dan observasi lapangan.

Berbagai kesiapan dilakukan secara sistematis, mencakup penguatan sumber daya manusia melalui dukungan tenaga medis dari Rumah Sakit Muhammadiyah Aisyiyah (RSMA) dan Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah (PTMA), penyusunan standar prosedur operasional (SOP) sesuai panduan WHO, serta pemenuhan fasilitas, logistik, dan peralatan medis.

Proses menuju verifikasi ini melibatkan kerja sama lintas lembaga di lingkungan Muhammadiyah, termasuk Lazismu, Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU), Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian, dan Pengembangan (Diktilitbang), Lembaga Hubungan dan Kerja Sama Internasional (LHKI), serta Muhammadiyah Aid.

Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Syafiq A. Mughni, menyampaikan bahwa momentum bersejarah ini merupakan bukti nyata pelaksanaan program prioritas Muhammadiyah periode 2022-2027, yakni memperluas dan melembagakan internasionalisasi Muhammadiyah dalam misi dakwah tajdid yang rahmatan lil-‘alamin.

“Sertifikasi yang kita peroleh hari ini sangat penting karena mencakup tiga aspek utama, yakni komitmen, mindset dan motivasi, serta keterampilan teknis. Ketiganya saling berkaitan dan menjadi fondasi utama bagi EMT Muhammadiyah untuk terus berkembang,” ujarnya dilansir dari muhammadiyah.or.id, Selasa (21/10).

Dr. Tamara Curtin Niemi, Team Leader Health Emergency, WHO Indonesia, menyampaikan apresiasi tinggi atas capaian dan kerja keras yang telah didapatkan oleh EMT Muhammadiyah.

Baca juga: Belum Ada Kepastian Pembagian Tambang Selama 1,5 Tahun Untuk Muhammadiyah. Bahlil Beri Tanggapan ini!

“WHO turut menyampaikan selamat kepada EMT Muhammadiyah atas pencapaian luar biasa ini sebagai tim medis darurat terverifikasi pertama di Indonesia. Tim ke-18 di kawasan Western Pacific dan urutan ke-63 di dunia,” ungkapnya.

“Kami berterima kasih atas kemitraan yang tak ternilai dengan RKI dan I.S.A.R. Germany yang telah memberikan dukungan teknis dan solidaritas selama proses ini. Tak lupa, kami juga menyampaikan terima kasih kepada Peter Archer dari Australian Medical Assistance (AUSMAT) yang telah mendampingi tim selama sembilan tahun perjalanan ini,” tambah Tamara.

Ia juga menegaskan bahwa verifikasi ini bukanlah akhir, melainkan awal dari kiprah EMT Muhammadiyah bukan hanya di kancah domestik, melainkan pada kancah Internasional.

“Ini bukanlah sebuah akhir, bahkan ini adalah permulaan. Kami menantikan kontribusi EMT Muhammadiyah dalam memperkuat sistem kesiapsiagaan dan respon darurat, bukan hanya di Indonesia, tapi juga di seluruh dunia,” tegas Tamara.

Dengan capaian ini, Muhammadiyah menegaskan komitmennya sebagai organisasi keagamaan global yang professional, berbasis nilai-nilai Islam, dan siap berkontribusi dalam misi penanggulangan bencana dan krisis kesehatan, baik di tingkat nasional maupun internasional.

(Muhammadiyah.or.id, mdmc.or.id, kumparan.com)

[post-views]
Selaras