Israel, mu4.co.id – Serangan Israel yang tiada henti ke Palestina berdampak pada merosotnya ekonomi negara itu.
Perang Israel dengan Hamas membuat Israel menanggung banyak kerugian. Diperkirakan Israel menanggung dua pertiga di antara total biaya perang. Sementara sisanya akan ditanggung oleh Amerika Serikat, negara yang memberikan bantuan militer.
Awal November lalu, surat kabar ekonomi Israel, Calcalist, melaporkan bahwa agresi Israel ke Jalur Gaza telah menghabiskan biaya US$51 miliar atau setara Rp791 triliun.
Baca juga: Militer Israel Akan Serang RS Indonesia di Gaza, Perintahkan Evakuasi Pasien Dalam 4 Jam
Krisis ekonomi ini membuat sejumlah pejabat di Kementerian Keuangan Israel dilaporkan telah merekomendasikan penutupan beberapa kementerian dengan tujuan agar ada alokasi dana tambahan untuk membiayai perang di Jalur Gaza.
Berdasarkan laporan Jerusalem Post, salah satu kementerian yang direkomendasikan untuk ditutup adalah Kementerian Urusan Diaspora dan Pemberantasan Anti-Semitisme. Kementerian itu bertugas memelihara serta memperkuat hubungan antara Israel dan komunitas Yahudi di seluruh dunia.
Wacana tentang pembubaran Kementerian Urusan Diaspora dan Pemberantasan Anti-Semitisme telah menimbulkan kekhawatiran.
Baca juga: Breaking News: Israel Tak Tepati Kesepakatan Gencatan Senjata
“Keputusan itu telah menimbulkan kekhawatiran besar di kalangan diaspora Yahudi global, yang memandang kementerian tersebut sebagai penghubung penting antara mereka dengan negara Israel,” ungkap Jerusalem Post dalam laporannya, Selasa (21/11).
Selain Kementerian urusan Diaspora dan Pemberantasan Anti-Semitisme, pejabat-pejabat di Kementerian Keuangan Israel juga merekomendasikan penutupan Kementerian Urusan Yerusalem, Warisan, Pemukiman dan Misi Nasional, Kementerian Kerja Sama Regional, serta Kementerian Kesetaraan Sosial.
Sumber: inilah.com posbelitung.co