Pasuruan, mu4.co.id – Dua pesawat tempur taktis EMB-314 Tucano TNI Angkatan Udara (AU) jatuh di Taman Nasional Bromo, Tengger, Semeru (TNBTS), tepatnya di Desa Kedawung, Kecamatan Puspo, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Kamis siang (16/11).
Pesawat diperkirakan jatuh sekitar pukul 12.00 WIB.
Dalam video yang beredar di media sosial, pesawat berwarna abu-abu khas TNI AU dengan nomor seri TT 3103 terlihat terbelah menjadi beberapa bagian.
Baca juga: Pesawat Milik China Mendarat Darurat, 9 Orang Terluka
Adapun dua pesawat TNI AU yang jatuh diketahui masing-masing unit dengan nomor registrasi TT-3111 dan TT-3103.
Sementara awak pesawat atau PIC masing-masing dua orang, yakni:
- Letkol Pnb Sandhra Gunawan (Frontseater) (TT-3111)
- Kolonel Adm Widiono (Backseater) (TT-3111)
- Mayor Pnb Yuda A. Seta (Frontseater) (TT-3103)
- Kolonel Pnb Subhan (Backseater) (TT-3103)
Kepala Penerangan Landasan Udara Abdulrahman Saleh, Mayor (Sus) Muchibin, menyatakan pesawat tersebut berasal dari Lapangan Udara Abdulrahman Saleh Malang
“Benar itu pesawat milik Lanud Abdurrachman Saleh,” ujar Mayor Muchibin dilansir dari Kompas.com,
Namun, pihak TNI AU belum memberikan keterangan resmi terkait penyebab jatuhnya pesawat.
“Tapi jenis pesawat dan penyebab kecelakaannya belum keterangan resmi dari atasan. Kita tidak berani,” tambahnya.
Hingga kini, informasi yang beredar dari Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsekal Pertama TNI R. Agung Sasongkojati, ada tiga korban ditemukan.
Baca juga: Para Peneliti Ungkap Misteri Dibalik Hilangnya Pesawat MH370
“Ada tiga korban telah ditemukan. Yaitu, Mayor Pnb Yuda A. Seta, Kolonel Adm Widiono Hadiwijaya, dan Kolonel Pnb Subhan. Sementara satu lainnya, yaitu Letkol Pnb Sandhra Gunawan masih belum ditemukan dan dalam pencarian,” ujarnya dalam konferensi pers yang digelar di Lanud Abdulrachman Saleh, Kamis (16/11/2023).
Ia menjelaskan, ketiga jenazah segera dievakuasi dari lokasi oleh tim SAR.
“Kemudian, ketiga jenazah akan dibawa ke Lanud Abdulrachman Saleh. Selanjutnya, dibawa menuju ke rumah duka,” tambahnya.
Sebagai informasi, Pesawat Super Tucano merupakan pesawat latih lanjut yang memiliki kemampuan dalam Counter Insurgency (COIN) atau tindakan anti-perang gerilya. Indonesia memiliki 16 pesawat Super Tucano yang dibeli dari Brasil pada tahun 2012 dan ditempatkan di Skadron 21 Abdulrahman Saleh, Malang. Armada ini menggantikan pesawat OV-10F Bronco yang sudah tua dan tidak lagi dioperasikan.
Sumber: Tribunnews.com antaranews.com