Jakarta, mu4.co.id – Usai Ira Noviarti mundur dari jabatannya sebagai Direktur Utama, dua direktur PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) juga mengundurkan diri pada November ini.
Direktur dan Sekretaris Unilever Indonesia Nurdiana Darus mengatakan pada 23 November 2023, Shiv Sahgal dan Sandeep Kohli mengajukan pengunduran diri dari posisi direktur, sehubungan dengan alasan pribadi, yang akan berlaku efektif sejak disetujui oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada 19 Desember 2023.
Baca juga: Benarkah Bank Muamalat Bakal Diakusisi BTN?
“Pengunduran diri tersebut akan dimintakan persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) 19 Desember 2023,” kata Nurdiana dalam keterbukaan informasi, Jumat (24/11/2023).
Meski tiga petinggi UNVR memilih resign, Nurdiana mengatakan hal itu sama sekali tidak mengganggu aktivitas perusahaan. Ia menegaskan tidak ada dampak signifikan yang terjadi dengan kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha Unilever Indonesia.
Hingga kini belum ada kejelasan alasan pribadi apa yang dimaksud dari mundurnya dua bos Unilever itu. Meski perusahaan ini menjadi salah satu yang terdampak gerakan boikot produk pro-Israel.
Salah satu pemantiknya adalah ketika perusahaan Unilever bernama Ben & Jerry’s memutuskan berhenti menjual es krim di West Bank, Palestina saat pendudukan Israel di 2021 lalu. Namun, niat Ben & Jerry’s menghormati Palestina dimentahkan oleh bos Unilever.
CEO Unilever Alan Jope saat itu malah mengatakan Ben & Jerry’s tengah menjajaki peluang kerjasama baru dengan Israel. Ucapan Jope itu langsung menimbulkan perdebatan.
“Kami pikir yang terbaik adalah mereka tidak terlibat dalam perdebatan,” petikan komentar Jope kala itu, dikutip dari Reuters.
Itulah pemicu kelompok gerakan Boycott, Divestment, Sanctions (BDS) meradang. Unilever dianggap berupaya untuk menindas dewan independen Ben & Jerry’s agar mempertahankan bisnis seperti biasa dengan Israel yang tengah menginvasi Gaza.
Baca juga: Media Asing Soroti Indonesia Boikot Produk Israel
Sehingga eksistensi Unilever Indonesia pun terdampak. Dapat dilihat dari harga saham emiten berkode UNVR ini yang terus mengalami tren penurunan.
Supervisor Customer Literation and Education PT Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi menyebut tren penurunan saham Unilever Indonesia terjadi sejak awal 2023. Ia menilai laba yang dihasilkan perusahaan selalu negatif hingga bulan ke-9 2023 dan menjadi salah satu biang keroknya.
“Alhasil, dengan penurunan yang terjadi maka menggerus potensi nilai dividen yang dibagikan sehingga investor cenderung melepas saham UNVR. Karena UNVR termasuk yang hampir membagikan seluruh laba bersihnya sebagai dividen,” kata Audi dikutip CNNIndonesia.com, Rabu (15/11).
“Betul (aksi boikot juga berdampak ke performa UNVR). Saya melihat investor langsung bereaksi atas respon boikot tersebut,” tambahnya.
Ia memperkirakan aksi boikot akan berdampak negatif terhadap penjualan produk-produk Unilever Indonesia. Pada akhirnya, investor yang lari berbondong-bondong meninggalkan UNVR tak terelakkan.
Sumber: CNN Indonesia Bisnis.com